Sepanjang sejarah Islam, wakaf telah berperan sangat penting dalam pengembangan kegiatan-kegiatan sosial, ekonomi dan kebudayaan masyarakat Islam. Dan demi terwujudnya tujuan utama wakaf yaitu untuk mengoptimalkan fungsi harta wakaf sebagai prasarana untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan sumber daya insani, maka perlu dilakukan perubahan pemahaman umat Islam yang menganggap harta wakaf sebatas harta tidak bergerak. Wakaf adalah penahanan sejumlah kekayaan yang dapat dimanfaatkan serta tetap utuh wujudnya yang akan dialokasikan pada kegiatan yang hukumnya mubah dan telah ada. Keberadaan wakaf yang dilaksanakan di Indonesia masih dilakukan secara konvensional yang memungkinkan rentan terhadap berbagai masalah dan tidak sedikit yang berakhir di Pengadilan. Kondisi ini diperparah dengan adanya penyimpangan terhadap benda-benda wakaf seperti perubahan peruntukan harta wakaf yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Menyadari tentang keadaan ini, Kompilasi Hukum Islam mengatur prosedur perubahan benda wakaf dalam Pasal 225 secara tertib administrasi serta prosedur yang harus ditempuh dalam menjadikan perubahan benda wakaf dan membuat syarat dalam merubah benda wakaf menggunakan perspektif Istihsan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dengan rumusan masalah: (1) Bagaimana analisis Pasal 225 Kompilasi Hukum Islam tentang perubahan dan peruntukan wakaf. (2) Bagaimana tinjauan Istihsan terhadap perubahan dan peruntukan wakaf dalam Pasal 225 Kompilasi Hukum Islam?
Jenis penelitian ini berdasarkan pada penelitian pustaka (library research), yaitu yuridis-normatif. Penelitian ini bersifat kualitatif yaitu mengungkap suatu fenomena tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan yang benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan data dan analisisnya yang relevan, bukan berupa angka-angka dan statistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan dan peruntukan harta wakaf dengan menggunakan perspektif Istihsan dianjurkan dan disyariatkan berdasarkan Al-Qur’an, sunnah, dan ijma’. Kompilasi Hukum Islam Pasal 225 mengarah kepada pendapat Ibnu Taimiyah berdasarkan pemikiran yang sangat rasional dan praktis, di mana ia mengatakan bahwa: perubahan dan peruntukan harta wakaf sangat diperlukan dalam hal kebutuhan yang sangat mendesak, dengan pertimbangan kepentingan maslahat yang lebih besar. Dengan demikian, Istihsan sangat relevan dijadikan metode istinbat hukum yang mampu menjawab permasalahan dan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.