Indonesia mengalami permasalahan gizi, terutama status gizi lebih pada remaja. Gizi lebih menjadi salah satu masalah yang banyak dialami oleh semua kelompok usia, salah satunya ialah remaja. Prevalensi gizi lebih pada remaja usia 16-18 tahun di Indonesia tahun 2018 sebesar 9.5% dan prevalensi di provinsi Jawa Barat sebesar 10.9%, di Kota Bekasi sebesar 11,28%. Meningkatnya angka gizi lebih pada remaja disebabkan oleh tingginya konsumsi fast food pada remaja, selain itu faktor yang memengaruhi kebiasaan konsumsi makanan remaja adalah pengetahuan gizi remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi, frekuensi konsumsi fast food dengan status gizi remaja di SMK Negeri 3 Kota Bekasi. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional. Populasi adalah siswa kelas X dan XI Akuntansi tahun ajaran 2022/2023, dengan sampel 80 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportionated random sampling. Data dalam penelitian ini didapatkan dengan instrumen penelitian berupa kuesioner pengetahuan gizi, food frequency questionnaire (FFQ), timbangan badan, dan microtoise. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Spearman Correlation. Penelitian menunjukkan 81,25% responden berstatus gizi baik, 55% responden memiliki pengetahuan gizi yang baik, dan konsumsi fast food tergolong sering sebanyak 35%. Hasil uji statistik menunjukkan hubungan pengetahuan gizi dengan status gizi (p value = 0,273), dan hubungan konsumsi fast food dengan status gizi (p value = 0,466). Adapun hasil penelitian menujukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi remaja di SMK Negeri 3 Kota Bekasi, dan tidak terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi fast food dengan status gizi remaja di SMK Negeri 3 Kota Bekasi.