Di era milenial ini banyak sekali aplikasi-aplikasi yang beredar di Play Store yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan software maupun perorangan yang mudah untuk disgunakan. Sehingga masyarakat awam khusunya yang beragama Islam pada era ini terdorong mengunduh aplikasi yang berbasis android untuk memudahkan kehidupan mereka sehari-hari dalam kebutuhan ibadah. Salah satunya adalah dalam penentuan arah kiblat. Salah satu aplikasi dalam penentuan arah kiblat yang berbasis android dan IOS yang berkembang saat ini diantaranya yaitu NU Online yang dirilis pertama kali pada tanggal 27 Januari 2021.
Aplikasi NU Online memiliki berbagai macam fitur di dalamnya, salah satunya ialah kompas arah kiblat yang berfungsi untuk menunjukkan dan mengarahkan kita ke arah Ka’bah, namun acuan kompas ini masih mengacu pada magnet bumi, sehingga jika di daerah tersebut terdapat pengaruh medan magnet tinggi otomatis tingkat keakuratannya akan berkurang dibandingkan dengan daerah yang tingkat magnetnya rendah. Jumlah pengunduh aplikasi ini yaitu mencapai lebih dari 100.000 pengunduh dan mempunya rating 3+ dari skala 5 per 22 November 2021, ini merupakan rating yang sangat bagus karena aplikasi NU Online merupakan aplikasi baru. Oleh karenanya, penulis tertarik meneliti dari tingkat akurasi aplikasi ini, mengingat banyaknya pengguna yang mengunduh dan menggunakan aplikasi ini untuk kebutuhan ibadah sehari-hari.
Penelitian ini termasuk dalam pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif (descriptive research) yang bertujuan untuk mengetahui lebih detail tentang kajian kompas arah kiblat dalam aplikasi NU Online yang berbasis android dan perbandingannya dengan kompas dari segi metode dan theodolite dari segi akurasinya dalam menentukan arah kiblat. Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan (Field Reaserch) yaitu dilakukan dengan observasi langsung terhadap objek yang dikaji di lapangan. Dalam hal ini adalah dikomparasikan antara aplikasi NU Online versi 1.10.2 ini dengan theodolite untuk mengetahui akurasinya yang dilakukan di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) dan Pon.Pes Raudhatul Qur’an An-Nasimiyyah Semarang.
Penelitian ini menghasilkan dua temuan penting. Pertama, bahwa algoritma perhitungan arah kiblat yang ada di dalam aplikasi NU Online ini berlaku secara universal, sehingga aplikasi NU Online bisa digunakan dimana saja di belahan Bumi ini. Kedua, kedua, tingkat akurasi pengukuran arah kiblat sudah cukup akurat, namun tetap ada selisih dengan hasil arah kiblat menggunakan theodolite. Selisihnya ada pada rentang 10 hingga 60 tergantung kondisi tempat dan keadaan smartphone.
Banyak faktor yang membuat hasil arah kiblat yang dihasilkan oleh aplikasi NU Online ini melenceng dari hasil arah kiblat menggunkan theodolite, mulai dari faktor pengguna misal tidak melakukan kalibrasi sebelum fitur arah kiblat digunakan, faktor Smartphone misal GPS eror, baterai kepanasan, data tidak aktif, hingga keadaan lingkungan sekitar yang sangat berpengaruh. Sehingga dengan adanya selisih perbedaan hingga orde derajat membuat aplikasi NU Online tidak cocok untuk dijadikan rujukan utama dalam menentukan arah kiblat semisal untuk keperluan pembanguna masjid maupun musalla ataupun tempat sholat lainnya. Namun aplikasi ini sangat berguna jika dipakai dalam keadaan darurat.