Tradisi Lawean Ramadhan merupakan sebuah tradisi sejak zaman dahulu yang masih terjaga eksistensinya sampai sekarang di desa Lebaksiu Lor, Tegal. Tradisi tersebut dilaksanakan setiap malam ke-25 di bulan Ramadhan oleh seluruh jama’ah Mushola Darussalam di dukuh Karang Moncol II desa Lebaksiu Lor Kabupaten Tegal. Dalam kegiatan tersebut terdapat serangkaian acara seperti pembacaan ayat- ayat Al-Qur’an yang mana bertujuan untuk mengharapkan keberkahan Al-Qur’an yang diberikan Oleh Allah swt. khususnya di bulan Ramadhan. Sebagai usaha untuk mendalami kajian dalam ilmu living Qur’an yang terdapat dalam tradisi Lawean ini. Penulis dalam proses penelitiannya menemukan tiga permasalahan yaitu : bagaimana Prosesi Pelaksanaan tradisi lawean, signifikansi dari tradisi lawean serta bagaimana makna dari pembacaan wirid al-musabba’at al-‘Asyr yang dibacakan dalam tradisi Lawean Ramadhan oleh jama’ah Mushola Darussalam desa Lebaksiu Lor. Penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut : pertama, bagaimana prosesi pelaksanaan tradisi Lawean oleh Jamaah Mushola Darussalam yang mengikuti pelaksanaan tradisi Lawean? Kedua, Bagaimana signifikansi tradisi lawean Ramadhan oleh masyarakat desa Lebaksiu lor khususnya kaum Mushola Darussalam yang mengikuti tradisi Lawean. Ketiga, Bagaimana makna dari pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an yang terkandung dalam wirid al- Musabba’at al- ‘Asyr dalam pelaksanaan tradisi Lawean bagi Jamaah Kaum Mushola Darussalam desa Lebaksiu lor, Lebaksiu, Tegal. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Lapangan (Field Research) dan sumber utamanya adalah ayat- ayat Al-Qur’an yang dibaca dalam pelaksanaan tradisi Lawean yang dilakukan di dukuh Karang Moncol II Desa Lebaksiu Lor Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal. Untuk kelengkapan dalam pencarian Informasi penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Setelah penulis mencoba melakukan penelitian yang mendalam, penulis menemukan tiga jawaban dari rumusan masalah yang telah dirancang sebelumnya yaitu : Pertama, Prosesi pelaksanan tradisi lawean adalah dengan membaca basmalah sebagai niat, membacakan hadroh/ahli kubur oleh imam tradisi lawean, membaca wirid al-musabba’at al-‘asyr secara bersamaan, membaca do’a wirid al-musabba’at al-‘asyr, membaca tahlil, mauidzoh hasanah, do’a penutup dan pembagian berkat(berupa makanan matengan/mentahan). Kedua, signifikansi tradisi Lawean Ramadhan bagi Masyarakat Desa Lebaksiu Lor khususnya jama’ah Mushola Darussalam yang mengikuti pelaksanaan tradisi Lawean Ramadhan adalah jamaah menganggap tradisi lawean tersebut sebagai amalan yang istimewa, sebagai media untuk menjalin ukhwah antar sesama jamaah tradisi lawean, sebagai media untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah, sebagai media untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Ketiga, Makna dari Pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an yang terkandung dalam wirid musabba’at al-‘Asyr dalam pelaksanaan tradisi lawean Ramadhan adalah masyarakat memaknainya dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang telah dibacakan akan mendatangkan keberkahan, sebagai amalan yang meningkatkan rasa syukur kepada Allah, masyarakat memaknai wirid yang berisikan ayat-ayat Al-Qur’an yang telah dibacakan sebagai cara untuk at-tahasun atau sebagai cara untuk penjagaan/perlindungan diri, cara untuk berkomunikasi dengan Allah, sebagai wasilah terkabulnya hajat.