Perubahan zaman yang secara cepat dan perkembangan yang tidak sesuai kebudayaan mengakibatkan ketidakmampuan banyak individu dalam beradaptasi sehingga menimbulkan disorganisasi dalam masyarakat dan dalam diri pribadi. Hal tersebut mampu menimbulkan perilaku menyimpang dari pola-pola umum yang berlaku, salah satunya adalah maraknya pelacuran untuk mempertahankan hidup ditengah-tengah hiruk-pikuk alam pembangunan, khususnya di Indonesia. Pelacuran merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, masyarakat, dan merendahkan harkat martabat kehidupan masyarakat, oleh karena itu, masalah tuna susila merupakan masalah yang kompleks dan multidimensional, sehingga memerlukan penanganan secara komprehensif, terpadu dan berkesinambungan, salah satu upaya yang dapat diberikan yaitu dengan diberikannya bimbingan mental spiritual di panti sosial salah satunya Panti Pelayanan Sosial Wanita Wanodyatama Surakarta. Penelitian ini difokuskan pada dua pokok permasalahan; 1) Bagaimana pelaksanaan bimbingan mental spiritual di Panti Pelayanan Sosial Wanita Wanodyatama Surakarta, 2) Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan bimbingan mental spiritual di Panti Pelayanan Sosial Wanita Wanodyatama Surakarta. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Sumber primer dalam penelitian ini adalah pekerja sosial dan penerima manfaat di Panti Pelayanan Sosial Wanita Wanodyatama Surakarta, untuk sumber data sekunder penulis memperoleh dari dokumen-dokumen di perpustakaan panti, buku, jurnal maupun hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain yang relevan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, Sedangkan untuk menganalisis data dan menguji keabsahan data yang diperoleh menggunakan reduksi, penyajian data dan verifikasi. Hasil dari penelitian ini adalah; 1). Kegiatan bimbingan mental spiritual dilaksanakan seminggu empat kali yang dipimpin oleh seorang pembimbing dan didampingi oleh seorang pekerja sosial yang professional sesuai dengan bidangnya. Materi yang disampaikan dalam bimbingan mental spiritual mencakup Aqidah, Syari’ah, akhlak dan seluruh ajaran agama Islam secara umum dalam segala aspek kehidupan manusia. Metode yang digunakan meliputi metode ceramah, tanya jawab konseling individu dan bimbingan kelompok, serta media yang digunakan adalah LCD proyektor, 2). Faktor pendukung dalam pelaksanaan bimbingan mental spiritual meliputi; adanya sarana prasarana yang memadahi, pekerja sosial/pembimbing yang profesional dan semangat/antusias penerima manfaat dalam mengikuti bimbingan, sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan mental spiritual meliputi; penerima manfaat labil/mood swing dalam mengikuti bimbingan dan latar belakang budaya penerima manfaat yang berbeda.