Disaat berada di kawasan dengan keterbatasan jaringan internet ditambah lagi tidak dapat mengetahui posisi matahari dikarenakan berbagai faktor mulai dari kabut yang tebal, tutupan pepohonan yang tinggi dan bahkan ketertutupan dengan tebing gunung. lumut merupakan solusi yang paling mudah dicari dihutan dan di pegunungan dikarenakan lumut dapat hidup dengan mudah di sisi batang pohon yang lembab. Dikarenakan sifat lumut yang hidup berlawanan dengan cahaya matahari. golongan dari jenis lumut daun ini ada yang suka hidup di batang pohon, yakni golongan Andreaeaceae.Penelitian ini menggunakan pendekatan field research (lapangan) dimana data-data diperoleh melalui observasi langsung di lapangan.
Dari 15 sampel yang penulis amati di jalur gunung andong bahwasannya lumut sebagai acuan penentuan arah kiblat memungkinkan bisa digunakan dengan melihat: Pertama, Suhu udara lumut bisa hidup 18°C sampai 21°C. Kedua, Ph tanah, rata rata ph dalam tanah di lokasi observasi yakni 7, Ketiga, Kelembaban tanah adalah Dry+ (sangat kering) dan kelembaban udara di gunung andong yakni 65%. Keempat, Posisi jalur pendakian, jalur via pendem adalah jalur timur gunung andong. Kelima, Intensitas cahaya, pengamatan Intensitas cahaya yang diterima oleh lumut berkisaran 433 lux. Dari faktor yang tersebut didapatkan presisi rata-rata 278°16’0’’. Dari kedua lokasi sebagai pengujian akurasi yakni camping ground dan pos satu Terdapat perbedaan derajat Kemelencengan dari presisi azimut lumut di batang pohon dengan azimuth kiblat yakni 16°, dengan demikian lumut bisa dijadikan arah kiblat dalam keadaan darurat atau alternatif dikarenakan lumut mengarah kearah arah barat, akan tetapi tidak persis ke arah barat, bisa saja sedikit kearah selatan dan juga kearah utara.