Pemikiran Agus Hasan Bashori tentang waktu fajar sadik

Magevira, Magevira (2023) Pemikiran Agus Hasan Bashori tentang waktu fajar sadik. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1902046005_Magevira] Text (Skripsi_1902046005_Magevira)
Skripsi_1902046005_Magevira.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Kemunculan Fajar Sadik hingga kini masih menimbulkan polemik antara para ahli dalam merumuskan ketinggian Matahari yang dijadikan acuan masuknya waktu subuh, sejak mencuatnya berita bahwa awal waktu yang berlaku di Indonesia terlalu awal atau kemunculan Fajar Sadik belum terindikasi pada ketinggian -20º. Beberapa penelitian telah merumuskan kriteria yang beragam, salah satu kriteria yang menarik perhatian untuk diteliti adalah kriteria Agus Hasan Bashori yang mengindikasikan bahwa kemunculan Fajar Sadik baru dapat terlihat pada ketinggian -15º.
Oleh karena itu, penelitian ini merujuk pada pemikiran Agus Hasan Bashori terkait waktu Fajar Sadik menggunakan dua rumusan masalah, yakni Apa faktor yang membedakan pemikiran Agus Hasan Bashori tentang waktu Fajar Sadik dengan ketentuan Kementerian Agama RI dan Bagaimana reliabilitas data yang diperoleh dengan menggunakan metode pengamatan Agus Hasan Bashori dalam pengamatan Fajar Sadik? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan lingkup kajian kepustakaan (library research) yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya data yang telah diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian ini mengindikasi perbedaan kriteria waktu subuh antara Kementerian Agama dan Agus Hasan Bashori disebabkan karena beberapa faktor baik secara Fikih maupun Astronomi. Adapun penyebab utama perbedaan keduanya adalah faktor kecerlangan langit lokasi pengamatan. Metode yang digunakan Agus Hasan Bashori untuk menyaksikan Fajar masih menggunakan cara yang manual yakni Musyāhadah (menyaksikan Fajar dengan mata kepala) sehingga metode Agus Hasan Bashori tergolong masih sangat sederhana, namun data yang dihasilkan menggunakan metode tersebut reliable karena metode ini sudah digunakan sejak zaman Rasulullah dan hingga kini menjadi acuan para pakar Astronomi dalam mengindikasikan Fajar Sadik.

ABSTRACT:
The appearance of Fajar Sadik until now still causes polemics among experts in formulating the height of the Sun which is used as a reference for the entry of dawn time, since the news emerged that the beginning of the time prevailing in Indonesia was too early or the appearance of Fajar Sadik had not been indicated at an altitude of -20º.Several studies have formulated various criteria, one of the criteria that attracts attention to be studied is the criteria of Agus Hasan Bashori which indicates that the appearance of the new Fajar Sadik can be seen at an altitude of -15º.
Therefore, this study refers to Agus Hasan Bastori's thoughts regarding the time of Fajar Sadik using two formulations of the problem, namely What are the factors that distinguish Agus Hasan Bashori's thoughts about the time of Fajar Sadik with the provisions of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia and How is reliable of the data obtained using Agus Hasan Bashori’s methode of Fajar Sadik Observation? This research is a qualitative research with the scope of library research obtained from interviews and documentation. Furthermore, the data that has been obtained is then analyzed descriptively.
The results of this study indicate that the difference in criteria between the Ministry of Religious Affairs and Agus Hasan Bashori is caused by several factors both in jurisprudence and Astronomy, while the main cause of the difference between the two is the is brightness of the sky at observation location. The method used by Agus Hasan Bashori to watch Fajar still uses the manual method, namely Musyāhadah (watching Fajar with his eyes) so that Agus Hasan Bashori's method is classified as very simple, but the data obtained using method is reliable to use because this method has been used since the time of the Prophet and until now it has become a reference for astronomers in indicating the appearance of Fajar Sadik.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Agus Hasan Bashori; Fajar Sadik; Waktu Subuh; Waktu shalat
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.26 Islam and secular disciplines > 297.265 Islam and natural science (Incl. Islamic Astronomy/Ilmu Falak)
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 50202 - Ilmu Falak
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 17 May 2024 03:14
Last Modified: 17 May 2024 03:14
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/22644

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics