Individu pada tahap dewasa awal dapat mengalami krisis emosional yang terus terjadi, krisis emosional tersebut dikenal dengan nama quarter life crisis. Quarter life crisis adalah kondisi yang dialami oleh individu di rentang usia 20 tahun yang merasakan perasaan cemas, ragu akan kemampuan diri sendiri, merasa tidak memiliki tujuan, dan krisis emosional akan masa depannya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh regulasi emosi dan dukungan keluarga terhadap quarter life crisis pada mahasiswa UIN Walisongo Semarang. Subjek pada penelitian ini adalah 345 mahasiswa UIN Walisongo Semarang, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling, dengan jenis pengambilan sampel menggunakan convenience sampling. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan penelitian kausal. Dalam penelitian ini menggunakan skala sebagai alat ukur dengan tiga skala yang terdiri dari skala quarter life crisis, skala regulasi emosi, dan skala dukungan keluarga. Data dianalisis dengan menggunakan metode uji asumsi dan uji hipotesisi. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas, uji linearitas, dan uji multikolinearitas. Sedangkan untuk uji hipotesis menggunakan uji regresi linear berganda. Hasil uji ketiga hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh regulasi emosi terhadap quarter life crisis pada mahasiswa UIN Walisongo Semarang dengan nilai signifikansi 0,000, adanya pengaruh dukungan keluarga terhadap quarter life crisis pada mahasiswa UIN Walisongo Semarang dengan nilai signifikansi 0,004, serta adanya pengaruh regulasi emosi dan dukungan keluarga terhadap quarter life crisis pada mahasiswa UIN Walisongo Semarang dengan nilai signifikansi 0,000. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa terdapat pengaruh regulasi emosi dan dukungan keluarga terhadap quarter life crisis sebesar 43,8%.

ABSTRACT:
Individuals in the early adult stage may experience an ongoing emotional crisis, this emotional crisis is known as a quarter life crisis. Quarter life crisis is a condition experienced by individuals in the age range of 20 years who feel anxious, doubt their own abilities, feel they have no purpose, and experience an emotional crisis about their future. This study aims to empirically examine the effect of emotional regulation and family support on quarter life crises in UIN Walisongo Semarang students. The subjects in this study were 345 students of UIN Walisongo Semarang. The sampling technique used in this study used a non-probability sampling technique, with the type of sampling using convenience sampling. The method used in this research is a quantitative method with a causal research approach. In this study using a scale as a measuring tool with three scales consisting of the quarter life crisis scale, the emotional regulation scale, and the family support scale. Data were analyzed using the method of testing assumptions and testing hypotheses. The assumption test consists of a normality test, linearity test, and multicollinearity test. Meanwhile, to test the hypothesis using multiple linear regression test. The results of testing the three hypotheses in this study indicate that there is an effect of emotional regulation on quarter life crises in UIN Walisongo Semarang students with a significance value of 0.000, there is an effect of family support on quarter life crises at UIN Walisongo Semarang students with a significance value of 0.004, and there is an influence of emotional regulation and family support for the quarter life crisis of UIN Walisongo Semarang students with a significance value of 0.000. The results of this study indicate that there is an effect of emotional regulation and family support on quarter life crises of 43.8%.