Etika sufistik dalam pemikiran Ibnu Taimiyah
Setiawan, Rahmat (2022) Etika sufistik dalam pemikiran Ibnu Taimiyah. Dr/PhD thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Disertasi_1500039030_Rahmat_Setiawan.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (2MB)
Abstract
Ibnu Taimiyah merupakan tokoh yang banyak memahami disiplin ilmu. Karyanya sampai sekarang masih menjadi bahan penelitian dikalangan ilmuan. Pandangannya dalam hal keilmuan islam mempunyai ciri khas tersendiri dan hampir semua pemikirannya bernuansa penghidupan kembali semangat keislaman secara integral tanpa dipisahkan oleh dikotomi disiplin keilmuan. Ibnu Taimiyah juga mempunyai pandangan tersendiri tentang hal baik dan buruk perilaku seseorang berdasarkan nilai-nilai sufistik atau disebut etika sufistik. Pemikirannya tentang etika bernuansa sufistik tanpa mengesampingkan disiplin ilmu lainnya. Penelitian ini membahas tentang pemikiran Ibnu Taimiyah terfocus pada etika sufistik dengan segala ciri khasnya tersendiri, berdasarkan pandangannya terhadap tasawuf dan etika yang berbeda dengan tokoh lain.
Penelitian ini akan menjawab pertanyaan bagaimana landasan pemikiran etika sufistik Ibnu Taimiyah? Bagaimana konstruk etika sufistik Ibnu Taimiyah? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif pustaka yang mengandalkan data-data tertulis berupa karya yang relevan. Kajian ini bersifat deskriptif analisis kritis, karena sifat kajiannya untuk mendeskripsikan ide-ide atau pemikiran seseorang disertai dengan bukti-bukti atau sumber yang terpercaya. Kondisi sosio kultural juga sebagai alasan pondasi pemikirannya sehingga tercapai pemahaman atau kesimpulan secara utuh dan dapat dipertanggungjawabkan. Karya-karya Ibnu Taimiyah dan karya tokoh lain yang terkait dengan kajian juga digunakan sebagai data.
Hasil penelitiannya adalah etika sufistik menurut Ibnu Taimiyah merupakan ilmu yang membahas tentang perilaku manusia terhadap Allah dan manusia. Etika sufistik Ibnu Taimiyah bercorak relistik-empirik-aktif. Artinya manusia berperilaku yang riil, inderawi, dan aktif, karena sudah menjadi fitrah manusia bahwa dirinya berkehendak dan bergerak sekaligus makhluk inderawi. Seseorang seharusnya dalam mengamalkan ajaran Islam secara integral, tidak sepotong-potong. Sumbernya adalah, akal, hati, dan wahyu diletakkan secara proporsional. Pertama; pengetahuan, pengetahuan akan memberikan seseorang pertimbangan terhadap perilakunya. Orang yang berperilaku buruk dikarenakan salah satunya tidak mengetahui ilmu bahwa perilaku tersebut baik atau buruk. Kedua; maqamat, merupakan hakekat ushul al-din yang menjadi dasar perilaku lahiriah. Perilaku lahiriah tidak ada nilainya tanpa didasari amal batiniah. Ketiga; ma’rifatullah, menjadi titik tolak melakukan perbuatan baik. Karena orang yang mengenal Allah ia akan melakukan perbuatan baik. Istilah lainnya adalah baik dan buruknya perbuatan seseorang tergantung seberapa besar kadar seseorang tersebut dalam mengenal Allah.
ABSTRACT:
Ibnu Taimiyah is a figure who understands many disciplines. His work and books is still the subject of research among scientists now. His views in terms of Islamic scholarship have their own characteristics, and almost all of their thoughts have the nuances of reviving the Islamic spirit in an integral way without being separated by the dichotomy of scientific disciplines. Ibnu Taimiyah also has view about the good and bad of a person's behavior based on Sufistic values, or called with Sufistic ethics. His thoughts on ethics have a Sufistic nuance without compromising other disciplines. Therefore, this study discusses the thoughts of Ibnu Taimiyah focusing on Sufistic ethics and his characteristics, based on his views on Sufism and ethics that are different from other figures.
This research will answer the question how to construct Ibnu Taimiyah's Sufistic ethics? And how is the basis of Ibnu Taimiyah's Sufistic ethical thought? This research is a qualitative literature research that relies on written data in the form of relevant works. This study is descriptive of critical analysis, because the nature of the study is to describe a person's ideas or thoughts accompanied by reliable evidence or sources and also in terms of socio-cultural conditions so that a complete and accountable understanding or conclusion is reached with the works of Ibnu Taimiyah, and the work of other figures related to the study as data.
The result of his research is that Sufistic ethics according to Ibnu Taimiyah is an Islamic scholarship that discusses human behavior towards God and humans. Ibnu Taimiyah's Sufistic ethics are realistic-empirical-active. This means that humans behave in a real, sensory, and active manner. Because it is human nature that he will and act as well as sensory beings. Humans in practicing the law and syari’at of Islam integrally, not in pieces. And the source is, reason, heart, and revelation are placed proportionally. First; knowledge will give a person consideration of his behavior. People who behave badly, because one of them does not know that the behavior is good or bad. Second; maqomat, is the essence of ushul al-din which is the basis of outward behavior. Outward behavior has no value without being based on inner charity. Third; ma'rifatullah, is the starting point for doing good deeds. For those who know God will do good deeds. In other words, the good or the bad of a person's actions depend on how big the level of a person is in knowing Allah.
Item Type: | Thesis (Dr/PhD) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Etika sufistik; Sufisme; Ibn Taimiyyah; |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.4 Sufism > 297.45 Sufi ethics |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Doktor (S3) > 76003 - Studi Islam (S3) |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 10 Jul 2024 02:08 |
Last Modified: | 10 Jul 2024 02:08 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/22761 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year