Dalam komunikasi, budaya menjadi salah satu faktor utama dalam keberhasilan komunikasi. Berkomunikasi dengan orang-orang yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda adalah hal yang baru dan menantang. Latar belakang budaya berbeda yang dimiliki individu menjadi pengaruh besar karena setiap daerah memiliki ciri khas dan keunikan budaya masing-masing. Penelitian terkait akomodasi komunikasi dikalangan kampus UIN Walisongo Semarang belum pernah ditemui, peneliti bertujuan melakukan penelitian guna mengetahui bagaimana proses akomodasi komunikasi terjadi dikalangan masyarakat kampus UIN Walisongo. Dengan berlandaskan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian terhadap proses akomodasi komunikasi antarbudaya ini, mengingat pentingnya pengetahuan tentang komunikasi antarbudaya disebuah lingkungan baru guna beradptasi atas hal tersebut. Dari latar belakang yang telah penulis tuliskan, penulis memutuskan untuk mengambil judul “Akomodasi Komunikasi Antar Budaya pada Penyesuaian Diri Mahasiswa Rantau Asal Sulawesi Selatan”. Berdasarakan latar belakang diatas, dapat dirumuskan dapat dirumuskan pokok permasalahan yang menjadi fokus analisis dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana akomodasi komunikasi antarbudaya pada penyesuaian diri mahasiswa rantau asal Sulawesi Selatan di UIN Walisongo Semarang. Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori akomodasi komunikasi. Richard dan Turner mendefenisikan bahwa Akomodasi (accommodation) sebagai kemampuan untuk menyesuaikan, memodifikasi atau mengatur prilaku seseorang dalam responnya terhadap orang lain. Akomodasi biasanya dilakukan secara tidak sadar. Seseorang cenderung memiliki naskah kognitif internal yang digunakan ketika berbicara dengan orang lain. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan analisis deskriptif. Peneliti melakukan wawancara terhadap 10 orang mahasiswa aktif UIN Walisongo Semarang yang dimana peneliti mengkategorikan berdasarkan angkatan, yaitu 2 orang dari angkatan 2019, 2 orang dari angkatan 2020, 2 orang dari angkatan 2021 dan 4 orang dari angkatan 2022. Hasil penelitian bahwa mahasiswa asal Sulawesi Selatan menggunakan ketiga jenis akomodasi tersebut berupa konvergensi, divergensi dan akomodasi berlebihan.