Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya sistem jual padi dengan sistem lelang di desa Jipang, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora. Lelang merupakan bentuk jual beli barang dimuka umum kepada penawar tertinggi. Penjualan dalam bentuk lelang dilakukan di depan para peminat atau orang banyak dan biasanya tawaran dengan berjenjang naik. Pelaksanaan lelang padi dilakukan di kantor kepala desa oleh Pemerintah Desa dan pengurus dharma tirta selaku panitia lelang dengan turut mengundang para pembeli padi sebagai peserta lelang melalui pamflet yang disebar di setiap sudut desa, media social, baik Facebook maupun Whatsapp dsb saat mendekati waaktu panen, padi yang di lelang merupakan padi hasil kerjasama antara petani dengan dharma tirta yang dimodali oleh BUMDesa. praktik seperti ini sudah biasa dilakukan secara turun temurun sampai saat ini. Permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini tentang bagaimana Praktik akad jual beli padi dengan sistem lelang di Desa Jipang Kecamatan Cepu Kabupaten Blora dan bagaimana tinjauan hukum Islam mengenai praktik akad jual beli padi dengan sistem lelang tersebut, apakah sudah memenuhi hukum Islam atau belum.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan normatif-empiris serta metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun sumber data dalam penelitian ini ada dua sumber data primer yang diperoleh dengan cara mewawancarai Kepala Desa Jipang, Pengurus Dharma Tirta, Anggota Dharma, Peserta lelang dan Pemenang lelang. Sedangkan data sekunder yang diperoleh dari buku, jurnal, catatan dan lain lain. Kemudian setelah data terkumpul penulis menganalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Jual beli padi dengan sistem lelang di Desa Jipang Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora adalah jual beli yang sahih, Dalam islam jual beli lelang di sebut dengan muzayyadah, selama jual beli tersebut tidak bertentangan dengan hukum syara’ yaitu Al Quran maka diperbolehkan. Transaksi jual beli lelang dikatakan boleh atau dibenarkan oleh syariat melalui rukun dan syarat pada transaksi yang dilakukan. Transaksi jual beli yang dilakukan panitia lelang dan peserta sudah memenuhi rukun dan syarat, serta dilakukan saling rela dan ridha tanpa ada paksaan.