Pasuwitan merupakan rangkaian tatacara adat perkawinan pada masyarakat samin, yang menjadikan syarat untuk sah atau tidaknya suatu perkawinan harus melalui pasuwitan terlebih dahulu di adat masyarakat suku samin. Perkawinan adat di samin atau sedulur sikep bisa di sebut unik dan juga sakral karena mereka tidak mencatatkan perkawinan di kua ataupun dukcapil yang oleh sebab itu bisa hilang hak nya dimata hukum. Berdasarkan pada uraian tersebut terdapat dua rumusan masalah, yaitu 1.Bagaimana praktik dan pelanggaran hukum pasuwitan sebagai legalitas perkawinan di masyarakat Suku Samin? 2. Bagaimana tinjauan hukum terhadap budaya pasuwitan sebagai legalitas perkawinan di masyarakat Suku Samin?
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau filed research dan menggunakan metode kualitatif. Pendekatan dari penelitian ini adalah pendekatan yuridis empiris. Pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan teknik wawancara.
Hasil dari penelitian ini tata cara perkawinan masyarakat adat Samin dilakukan dengan tahap nakokke, mbalesi gunem, ngendek, nyuwito, ngenger, paseksen, dan tingkepan. Adapun pelanggarannya berupa pernikahan dibawah umur, tidak mencatatkan perkawinan, tidak menikah berdasarkan agama yang diakui di indonesia. Dan kalau ditinjau dari budaya hukum perkawinan pasuwitan benar-benar merupakan perkawinan yang bersumber pada adat-istiadat atau budaya hukum yang didasarkan pada kebiasaan masyarakat suku Samin secara turun temurun