Nusyuz dalam Pandangan Zamakhsari dalam Kitab Al-Kasysyaf dan Amina Wadud dalam Qur’an and Women
Khomsiatun, Siti (2013) Nusyuz dalam Pandangan Zamakhsari dalam Kitab Al-Kasysyaf dan Amina Wadud dalam Qur’an and Women. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo.
094211034_Coverdll.pdf - Accepted Version
Download (335kB) | Preview
094211034_Bab1.pdf - Accepted Version
Download (143kB) | Preview
094211034_Bab2.pdf - Accepted Version
Download (162kB) | Preview
094211034_Bab3.pdf - Accepted Version
Download (226kB) | Preview
094211034_Bab4.pdf - Accepted Version
Download (158kB) | Preview
094211034_Bab5.pdf - Accepted Version
Download (29kB) | Preview
094211034_Bibliografi.pdf - Bibliography
Download (32kB) | Preview
Abstract
Untuk memperoleh data terkait dengan penelitian, digunakan metode-metode yang dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Sumber data, penulis ambil dengan menggunakan sumber data primer dan skunder. Mengenai metode analisis data yang penulis ambil, antara lain: metode diskriptif, metode komparatif dan metode historis. Hasil perolehan data kemudian dianalisis dengan metode komparasi dengan landasan teknik deskriptif kualitatif di mana hasil analisa akan dipaparkan secara menyeluruh sebagai satu kesatuan dan tidak dipisah-pisahkan.
Zamakhsyari merupakan salah satu mufassir klasik yang terkenal dengan metode tafsir metode tahlily yang artinya bahwa seorang Mufassir (Zamakhsyari) menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an secara berurutan ayat demi ayat, surat demi surat, sesuai dengan susunan dalam mushaf utsmani. Dan terkenal pula dengan pendekatan ra’yu. Sehingga penafsirannya tentang nusyuz tidak dijabarkan dengan mengumpulkan ayat yang satu tema, tapi lebih pada menafsirkan ayat-ayat tersebut secara ayat demi ayat. Tetapi, meskipun Zamakhsyari terkenal dengan ra’yunya, ketika menafsirkan arti nusyuz lebih pada tekstualis. Yang mana Zamakhsyari ini, menafsirkan nusyuz yakni “menentang suaminya dan berbuat dosa kepadanya” (an ta’sâ zaujahâ). Yang mana Zamakhsyari lebih menonjolkan kebahasaannya daripada ra’yunya. Sedangkan Amina Wadud, menawarkan sebuah penafsiran dengan menggunakan metode Hermeneutik dan mudhu’i, menurutnya nusyuz bukan merupakan bentuk sikap tercela atau melanggar sebuah perkawinan dari seorang istri, tapi lebih pada “gangguan keharmonisan dalam rumah tangga”. Oleh karena itu, Amina menafsirkan nusyuz lebih pada melihat ayat-ayat dengan mengumpulkan yang satu tema, kemudian menganalisisnya dengan mencari idea moral ayat tersebut.
Persamaan yang terdapat dalam menyelesaikan nusyuz antara suami-isteri antara Zamakhsyari dan Amina Wadud, ketika terjadi nusyuz dalam suatu rumah tangga, ada tiga tahap yang bisa di ambil, yaitu : pertama, menasehati, kedua, memisahkan, ketiga memukul dengan catatan tidak menimbulkan luka dan tidak meninggalkan bekas luka dan tidak mengenai wajah. hanya saja, ketika nusyuz itu terjadi dan datang dari pihak suami, maka yang berhak melakukan tiga tahapan tersebut adalah hakim. Yang mana hakim disini di ambil dari keluarga pasangan suami istri tersebut.
Memberi pengetahuan pada pembaca dan penulis tentang penafsiran dari nusyuz menurut kedua tokoh tersebut. Memberi pengetahuan yang berkitan dengan metode yang digunakan para mufassir. Mengetahui aplikasi dari penafsiran kedua tokoh terhadap Masa Kini.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Nusyuz ; Zamakhsari ; Kitab Al-Kasysyaf dan Amina Wadud |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.27 Islam and social sciences 300 Social sciences > 320 Political science (Politics and government) > 326 Slavery and emancipation |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Nur yadi |
Date Deposited: | 22 Nov 2013 07:22 |
Last Modified: | 22 Nov 2013 07:22 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/231 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year