Penelitian ini ingin menilik lebih jauh terhadap permasalahan perceraian khususnya cerai gugat yang terjadi di Kabupaten Jepara yang disebabkan oleh faktor ekonomi. Faktor ekonomi selain menjadi penyebab perceraian juga menjadi penyebab tingginya angka cerai gugat di Kabupaten Jepara disetiap tahunnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih jauh terhadap permasalahan sosial tersebut di atas dan kemudian dilakukan analisis dengan prespektif hukum Islam terhadap faktor ekonomi yang menjadi penyebab tingginya angka cerai gugat di Kabuapten Jepara.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui mengapa faktor ekonomi menjadi penyebab perceraian dan tingginya angka cerai gugat di Kabupaten Jepara dan untuk mengetahui bagaimana dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara cerai gugat karena faktor ekonomi di Pengadilan Agama Kabupaten Jepara.
Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literature (kepustakaan) baik berupa buku, catatan maupun laporan hasilpenelitian dari penelitian terdahulu. (library research). Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan telaah dokumen perceraian di Pengadilan Agama Kabupaten Jepara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan yuridis-sosiologis, dengan menganalisis masalah yang berawal dari realita sosial yang berkenaan dengan faktor ekonomi yang menjadi penyebab tingginya angka cerai gugat di Kabupaten Jepara yang kemudian menganalisis dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara cerai gugat karena factor ekonomi di Pengadilan Agama Kabupaten Jepara.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor ekonomi yang menjadi penyebab tingginya angka cerai gugat di Kabupaten Jepara dikarenakan dua faktor yaitu Faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi;
1. Suami tidak bertanggung jawab dalam pemberian nafkah padahal mampu.
Faktor tersebut bahwa yang melatar belakangi adalah suami tidak tidak memberikan nafkah kepada istrinya padahal dia mampu disebabkan oleh suami menganggap istrinya sudah bekerja dan tidak perlu diberi nafkah, serta suami mempunyai kebutuhan yang perlu dipenuhi sendiri.
2. Nafkah yang diberikan suami tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Factor tersebut adalah suami dalam memberi nafkah kepada istrinya sesuka hatinya tanpa melihat besarnya kebutuhan pembiayaan keluarga dan ada juga pendapat suami memang tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga secara utuh.
3. Suami miskin yang dikarenakan banyak hutang yang membebani istri dan keluarga.
Faktor tersebut adalah dikarenakan ketika suami berhutang untuk keperluan dirinya sendiri, suami tidak melibatkan pihak istri dan ketika mengalami kendala dalam pelunasan hutang-hutangnya tersebut, suami melibatkan istri untuk ikut serta dalm pelunasan tersebut, akan tetapi istri menolak. Akhirnya terjadi pertengkaran dan percekcokan dan berujung pada percerian.

4. Sikap istri yang tidak puas dengan pemberian suami dan terlalu menuntut dalam pemberian nafkah.
Faktor eksternal yaitu Lesunya kegiatan perekonomian di Kabupaten Jepara khusunya pada industri pengolahan bahan baku yang mengakibatkan pengangguran yang berdampak pada penghasilan keluarga yang terganggu dan memicu ketidak harmonisan keluarga. faktor tersebut di atas merupakan indikator terhadap penyebab tingginya angka cerai gugat di Kabupaten Jepara yang disebabkan oleh faktor ekonomi.