Anak zina adalah anak yang dikandung oleh ibunya dari seorang laki-laki yang telah mencampurinya sebelum menikah dan dibenarkan oleh syara’. Penjelasan diatas yang terjadi dimasyarakat adalah masalah status atau kedudukan anak meskipun sudah jelas dasar hukumnya dalam hukum Islam bahwa setiap anak yang dilahirkan dari luar perkawinan tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan ayah kandungnya. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana status dan hak anak hasil zina menurut fatwa MUI Nomor 11 Tahun 2012? 2) Bagaimana pertimbangan hukum MUI tentang anak hasil zina dalam fatwa MUI Nomor 11 Tahun 2012l?
Metode penelitian yang dipakai oleh peneliti yalitu menggunakan metode penelitialn kualitaltif. Sedangkan jenis penelitian yang dipakai adalah library research (studi kepustakaan), dengan menggunakan pendekatan normatif serta jenis dan sumber data dipakai adalah bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang diambil dari berbagai literatur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hukum Islam anak zina hanya mempunyai hubungan nasab dengan ibunya atau keluarga dari ibunya oleh sebab itu anak zina tidak berhak mendapatkan hak ataupun waris dari ayahnya karena ketidakjelasan nasabnya. 2) Adapun pertimbangan hukum yang dipakai oleh komisi fatwa MUI berdasarkan dengan Al-Qur’an, hadis, ijma, kaidah fiqhiyyah, kaidah ushuliyyah, saad al-Dzariah, serta atsar sahabat.