Perkawinan beda agama adalah hal yang sangat mungkin terjadi di negara seperti Indonesia. Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang dipelopori dari banyaknya agama, suku, ras, budaya dan adat istiadat. Secara kalkulatif, agama yang diizinkan atau diakui oleh negara mencakup lima agama, yaitu Islam, Kristen Katholik, Kristen Protestan, Hindu dan Buddha. Yang menarik dari agama-agama tersebut adalah kenyataan bahwa semua agama-agama yang ada ternyata menganjurkan pernikahan yang dimana salah satu tujuannya yaitu untuk memiliki keturunan. Desa Buntu sendiri terjadi fenomena pernikahan beda agama, yang dimana di dalam keluarga tersebut terdapat anak yang diasuh oleh orangtua beda agama. Penelitian ini meneliti hak asuh anak pada keluarga beda agama yang terjadi pada masyarakat Desa Buntu, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
Penelitian ini, terdapat tiga rumusan masalah, yaitu : . Bagaimana status hukum perkawinan keluarga beda agama di Desa Buntu Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo ditinjau dari hukum Islam? 2. Bagaimana hak pengasuhan anak dalam keluarga beda agama di Desa Buntu Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo ditinjau dari hukum Islam?. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau filed research dan menggunakan metode kualitatif. Pendekatan dari penelitian ini adalah pendekatan yuridis empiris. Pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara.
Hasil dari penelitian ini diantaranya ada status pernikahan keluarga beda agama yang ada di desa buntu adalah sah dan legal dimata hukum karena sebelum melangsungkan pernikahan mereka melakukan konversi agama agar status agamanya sesuai aturan undang-undang yaitu seagama. Sedangkan pengasuhan anak dalam keluarga beda agama yang dilakukan telah sesuai dengan ketentuan undang undang yang berlaku yaitu terhadap pemenuhan hak-hak dari anak itu sendiri, selain itu pola pengasuhan yang dilakukan adalah pola pengasuhan demokratis