Permasalahan ekonomi sering menjadi penyebab konflik dalam bahtera rumah tangga. Salah satu faktornya adalah kepemilikan utang yang dapat menyebabkan perselisihan secara terus-menerus. Hal ini terbukti dengan adanya kasus perceraian di Pengadilan Agama Kudus. Pada tahun 2022 terdapat sebanyak 995 perkara perceraian dengan alasan perselisihan dan pertengkaran terus-menerus dan dalam kasus ini hakim memutuskan perceraian.
Berdasarkan latar belakang diatas, pokok permasalahan dalam Penelitian ini adalah 1) bagaimana utang sebagai pemicu perceraian dalam pertimbangan hakim di Pengadilan Agama Kudus tahun 2022 dan 2) bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap utang sebagai pemicu perceraian dalam pertimbangan hakim di Pengadilan Agama Kudus tahun 2022.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan jenis penelitian ini kepustakaan (library research) dengan pengumpulan data primer melalui analisis isi putusan perceraian dan wawancara dengan para hakim dan mediator Pengadilan Agama Kudus. Data sekunder juga digunakan dari bahan hukum seperti undang-undang Perkawinan dan dokumen terkait lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut Hukum Islam dan Hukum positif utang tidak bisa dijadikan sebagai alasan perceraian, tetapi sebagai pemicu. Karena utang menyebabkan perselisihan terus-menerus sehingga digunakan sebagai alasan perceraian. Dasar hukum dan pertimbangan yang digunakan Majelis Hakim yaitu: Q.S Ar-Rum (30): 21, kitab Ghoyatul Marom dan Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam.