Pornografi di media sosial sudah menjadi fenomena yang wajar terjadi. OnlyFans merupakan salah satu aplikasi yang banyak digunakan dalam penyediaan dan penyebaran konten pornografi. Dalam kajian hukum, baik dalam hukum positif, maupun hukum pidana islam, pornografi dipandang sebagai sesuatu yang negatif. Dengan begitu, terdapat perbedaan mengenai ketentuan hukum, batasan, dan jenis sanksi yang akan dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pornografi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyediaan dan penyebaran konten pornografi, serta menjelaskan sanksi hukum pembuat dan penyebar konten pornografi dalam hukum positif dan hukum islam.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dan menggunakan data sekunder. Jenis pendekatan yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan metode pengumpulan data library research dan observasi.
Penelitian ini menemukan dua simpulan, Pertama, aplikasi OnlyFans merupakan aplikasi antara content creator dan konsumen yang sedang bertransaksi untuk konten pornografi, namun OnlyFans itu illegal di Indonesia dan sudah diblokir oleh Kominfo. Kedua, sanksi tindak pidana pornografi di dalam hukum pidana islam memiliki perbedaan dengan hukum positif. Menurut hukum positif sanksi pidana untuk pelaku tindak pornografi berbentuk kurungan atau penjara dan denda. Menurut perspektif hukum pidana islam, sanksi pidana yang dijatuhkan bagi pelaku tindak pidana pornografi berupa hukuman ta’zir yang berat ringannya ditentukan oleh ulil amri (penguasa).