Praktik jual beli ikan di kolam tengah rawa di Desa Srikaton menimbulkan kemungkinan adanya ketidakjelasan (gharar) terhadap hasil panen ikan yang dilakukan. Jual beli menggunakan sistem tebasan yang dilakukan dengan cara mengira-ngira seberapa banyak ikan yang ada di dalam kolam tanpa menimbang dan menakar, kemudian akad lisan yang saling percaya antara penjual dan pembeli. Penelitian ini dilakukan mengetahui bagaimana praktik jual beli ikan dengan sistem tebasan satu kolam tengah rawa dan untuk meninjau pandangan hukum Islam terhadap praktik jual beli satu kolam tengah rawa dengan sistem tebasan di Desa Srikaton.
Jenis penelitian dalam penulisan ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan penelitian normatif-empiris dan jenis data yang di peroleh dari para pemilik kolam tengah rawa dan para penebas ikan. Metode analisinya yaitu deskriptif kualitatif melalui reduksi data, penyajian, data dan kesimpulan.
Berdasarkan pandangan hukum Islam terhadap praktik jual beli, syarat sahnya jual beli harus terhindar dari unsur gharar, hasil penelitian praktik jual beli dengan sistem tebasan satu kolam di tengah rawa di Desa Srikaton menimbulkan adanya ketidakjelasan pada hasil panen ikan, tetapi masih termasuk ke dalam kategori gharar sedang dan masih bisa di toleransi menurut para ulama dan jual beli ini sudah menjadi tradisi sehingga para pemilik kolam maupun penebas tidak mempermasalahkan adanya ketidakjelasan tersebut karena tidak merasa dirugikan.