Kesepakatan dalam perjanjian kerja seorang anak yang bekerja di tempat usaha milik orang tuanya, menjadi hal yang penting untuk dilaksanakan, sebagai upaya menghindari adanya masalah dan konflik antara anak dan orang tua. Pengupahan yang diberikan kepada anak dalam bentuk dan besaran yang beragam, sehingga tidak ada kepastian ukuran yang sesuai. Penelitian ini fokus mengkaji terhadap praktik pengupahan kerja bagi anak yang bekerja pada orang tuanya. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah sistem pengupahan kerja seorang anak di tempat kerja milik orang tuanya di Kecamatan Tawangharjo dan bagaimanakah analisis terhadap sistem pengupahan kerja seorang anak di tempat kerja milik orang tuanya di Kecamatan Tawangharjo berdasarkan perspektif hukum islam.
Jenis penelitian dalam penulisan ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan jenis data kualitatif yang diperoleh dari 15 (lima belas) sampel penelitian. Metode analisisnya yaitu deskriptif kualitatif melalui reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa upah kerja yang diberikan telah sesuai dengan perjanjian kerja. Perjanjian kerja harus memuat ketentuan pekerjaan dan upah baik itu secara tertulis maupun lisan. Perjanjian kerja seorang anak di tempat usaha milik orang tuanya dilakukan secara lisan dengan menyebutkan ketentuan kerja dan pengupahan. Sedangkan pekerjaan yang dilakukan dengan niat membantu tidak ada perjanjian kerja maupun pernyataan upah sehingga tidak ada kewajiban pemberian upah secara pasti. Pengupahan dalam hukum islam dilaksanakan menggunakan akad ijarah, sehingga rukun dan syaratnya harus terpenuhi.