Kali Gendol tersebut mempunyai kekayaan alam yang melimpah, salah satunya yaitu pasir, pasir adalah salah satu bahan bangunan yang digunakan untuk membangun kontruksi. Panjangnya Kali Gendol membuat penduduk di sekitar berkerja sebagai penambang pasir, sehingga hampir setiap hari terjadi praktik jual beli pasir. Kebutuhan masyarakat dengan pasir seiring berjalannya waktu akan terus bertambah, dikarenakan sesuai dengan pembangunan di daerah perkotaan yang semakin pesat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi yang berdasarkan pada ketentuan hukum Islam yang berlaku. Adapun penelitian lokasi penelitian ini mengambil tempat di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Tata cara praktik jual beli pasir dengan cara Kubikasi yang dilakukan di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman terdapat 2 cara, yaitu yang pertama pembeli membeli pasir dengan cara lewat toko bangunan yang biasa disebut dengan Depo, dan cara yang kedua yaitu pembeli membeli pasir dengan cara lewat personal yaitu dengan cara datang langsung ke pemilik truk (sopir). Praktik jual beli ini memakai lembaran papan bak truk sebagai alat untuk mengukur pasir (kubikasi), yang mana 3 lembar papan truk estimasi sebanyak 6 kubik, serta 2 lembar papan truk estimasi 2 kubik. Dimensi standar papan truk merupakan 24 cm, akan tetapi pada kenyataannya dimensi tiap lembar papan pada truk berbeda, yaitu antara 17-28 cm. Pelaksanaan jual beli pasir di desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman belum sepenuhnya sesuai dengan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah karena pada pengukuran objek jual beli pasir menggunakan lembar papan truk sehingga muncul masalah yaitu ketidakjelasan terhadap objek jual beli sehingga jual beli dinyatakan tidak sah.