Masjid Baitul Makmur di Desa Mrisen Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak merupakan lembaga keagamaan yang mempunyai karyawan di dalamnya, selaku marbot sekaligus menjabat sebagai muadzinnya di bayar dengan sistem garap sawah yang disewakan oleh pihak Desa Mrisen untuk di garap sehingga hasilnya diserahkan sebagai upah. Sistem ini sudah lama dijalankan sejak jauh periode sebelum lurah yang menjabat sekarang dan masi dilakukan sampai sekarang. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mencoba meneliti dengan tujuan ingin mengetahui faktor apa yang mempengaruhi upah dengan sistem garap sawah ini dijalankan serta menganalisis upah dengan sistem garap sawah perspektif hukum islam
Upah dalam Hukum Islam termasuk dalam bab ijarah dengan syarat bahwa akad ijarah yang dilakukan harus jelas. Baik jelas diketahui dari jenis pekerjaan, masa kerja, tenaga maupun upahnya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu kualitatif, dengan pendekatan penelitian yuridis empiris yaitu menganilisis permasalahan yang dilakukan dengan cara memadukan bahan-bahan hukum yang merupakan data sekunder dan data primer yang diperoleh dilapangan. Metode wawancara (interview) yang dilakukan kepada responden.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, praktek upah dengan sistem garap sawah ini sudah sesuai dengan rukun syarat maupun ketentuan akad al-ijarah al-a’mal. kerja sama ini bisa tetap dilanjutkan tetapi tidak menggunakan akad ijarah melainkan hanya sebatas tolong menolong kepada marbot karena dedikasinya merawat masjid dan merupakan bentuk rezeki kebaikan.