Era saat ini, sewa menyewa kebanyakan dipraktekkan dengan ketentuan lain dari syariat Islam, dengan membolehkan segala sesuatu dapat disewakan, menyertakan syarat demi mendapatkan keuntungan dengan tidak menggunakan prinsip keadilan, karena dianggap bahwa pemilik barang adalah penguasa atas segalanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendefinisikan pelaksanaan akad sewa sawah dan menganalisis akad sewa sawah secara hukum Islam yang terjadi di desa Saban kecamatan Gubug kabupaten Grobogan.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian normatif empiris menggunakan metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode wawancara, observasi dan dokumentasi dan untuk metode deskriftif analisis dengan menggunakan pendekatan yuridis empiris.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Proses Mukhābarah di Desa Saban dikenal dengan istilah sewa sawah. Pemilik dan penyewa tidak menjelaskan secara rinci tentang prosedur kontrak. Namun, masyarakat Desa Saban menganggap praktik sewa menyewa tersebut sah karena dilakukan atas dasar kemauan dan kepercayaan bersama dengan akad tertulis. 2) Tinjauan hukum Islam terhadap praktek sewa menyewa dengan adanya tambahan dari hasil panen di Desa Saban, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan sudah dianggap sesuai dengan hukum Islam dikarenakan tidak terdapat permasalahan yang melanggar syarat dan rukun sewa menyewa.