Ketahanan sosial merujuk pada kemampuan kelompok atau masyarakat untuk bertahan dari gangguan yang berasal dari luar atau perubahan sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan, yang dapat mengubah struktur sosial atau tatanan masyarakat. Di tingkat desa, salah satu aktor yang memiliki peran di dalam pengembangan membangun ketahanan sosial adalah PKK. Studi ini mengkaji tentang peran politik PKK dalam mengadvokasi program ketahanan sosial untuk perempuan dan anak-anak di Desa Cileungsi. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, 1) Apa aspirasi perempuan dan anak-anak yang menjadi fokus perhatian PKK di Desa Cileungsi; 2) Bagaimana PKK mengadvokasi aspirasi tersebut untuk membangun ketahanan sosial bagi perempuan dan anak-anak di Desa Cileungsi; 3) Bagaimana dampak dari advokasi yang dilakukan oleh PKK terhadap kondisi ketahanan sosial perempuan dan anak-anak di Desa Cileungsi. Dalam menjawab pertanyaan penelitian, data yang telah didapatkan kemudian dianalisis menggunakan teori Ketahanan Sosial menurut Keck dan Sakdalporak untuk menjawab apa aspirasi perempuan dan anak-anak yang menjadi fokus perhatian PKK di Desa Cileungsi dan teori Advokasi Politik menurut Richey dan Taylor untuk menjawab bagaimana PKK mengadvokasi aspirasi tersebut untuk membangun ketahanan sosial bagi perempuan dan anak-anak di Desa Cileungsi. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan studi lapangan dengan metode kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data penelitian ini dengan beberapa teknik yaitu wawancara, observasi, serta studi dokumen dan literatur. Hasil dari penelitian ini PKK Desa Cileungsi memiliki aspirasi dalam tiga aspek utama: pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Program-program seperti Paaredi, pembentukan PAUD, sosialisasi Gemar Membaca, Cinta Kasih, pembentukan ketahanan pangan, penyuluhan B2SA, pelatihan kader posyandu, gotong royong, pemeriksaan IVA Test, pembinaan UP2K, pelatihan pengelolaan UMKM, dan pelatihan perempuan menjadi bagian dari strategi PKK untuk mengadvokasi ketahanan sosial di Desa Cileungsi. PKK Desa Cileungsi menerapkan strategi political advocacy dengan memperjuangkan programnya melalui jalur formal dan informal, seperti musyawarah desa (musdes) sebagai jalur formal, serta menjalin komunikasi langsung dengan perangkat desa sebagai jalur informal. Dampak dari advokasi program ketahanan sosial PKK Desa Cileungsi belum sepenuhnya memberikan dampak yang signifikan, karena masih ada beberapa program yang memang belum berjalan optimal seperti program Paaredi dan juga tingkat partisipasi masyarakat yang masih rendah karena beberapa hambatan seperti sikap acuh dan kurangnya pemahaman terhadap program PKK.

ABSTRACT:
Social resilience refers to the ability of a group or community to survive external disturbances or social, economic, political, and environmental changes, which can change the social structure or order of society. At the village level, one of the actors that has a role in the development of building social resilience is the PKK. This study examines the political role of PKK in advocating social resilience programs for women and children in Cileungsi Village. The problem formulations in this study are, 1) What aspirations of women and children are the focus of PKK's attention in Cileungsi Village; 2) How does the PKK advocate these aspirations to build social resilience for women and children in Cileungsi Village; 3) What is the impact of the advocacy carried out by the PKK on the condition of social resilience of women and children in Cileungsi Village. In answering the research questions, the data that has been obtained is then analyzed using the Social Resilience theory according to Keck and Sakdalporak to answer what aspirations of women and children are the focus of PKK's attention in Cileungsi Village and the Political Advocacy theory according to Richey and Taylor to answer how PKK advocates these aspirations to build social resilience for women and children in Cileungsi Village. In this research, the type of research used is a field study with qualitative methods using a case study approach. This research data collection using several techniques, namely interviews, observations, and document and literature studies. The results of this study show that the Cileungsi Village PKK has aspirations in three main aspects: education, health, and economy. Programs such as Paaredi, PAUD establishment, Gemar Membaca socialization, Cinta Kasih, food security establishment, B2SA counseling, posyandu cadre training, gotong royong, IVA Test examination, UP2K coaching, UMKM management training, and women's training are part of the PKK strategy to advocate for social resilience in Cileungsi Village. PKK Cileungsi Village applies a political advocacy strategy by fighting for its programs through formal and informal channels, such as village deliberations (musdes) as a formal channel, and establishing direct communication with village officials as an informal channel. The impact of PKK Cileungsi Village's social resilience program advocacy has not been well felt, because there are still several programs that have not run optimally such as the Paaredi program and also the level of community participation is still low due to several obstacles such as indifference and lack of understanding of PKK programs.