NU dan politik di tingkat lokal : studi peran politik PCNU Kabupaten Ponorogo pada pilkada tahun 2020

Cristyani, Vera Sulistyana Devi (2023) NU dan politik di tingkat lokal : studi peran politik PCNU Kabupaten Ponorogo pada pilkada tahun 2020. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1906016118_Vera_Sulistyana_Devi_Cristyani] Text (Skripsi_1906016118_Vera_Sulistyana_Devi_Cristyani)
Skripsi_1906016118_Vera_Sulistyana_Devi_Cristyani.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini membahas peranan PCNU Kabuapten Ponorogo dalam Pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2020. Keberadaan Nahdlatul Ulama (NU) memiliki pengaruh yang signifikan dalam perpolitikan, karena Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia khususnya Kabupten Ponorogo. Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi sosial keagamaan yang tidak berpolitik sesuai dengan nilai-nilai khittah 1926 hasil Muktamar ke-27 di Situbondo, Jawa Timur. Berdasarkan khittah 1926 menegaskan bahwa NU adalah organisasi yang netral. Tetapi faktnya, NU seringkali dijadikan sebagai vote getter dan nahdliyin dijadikan target utama pasangan calon kandidat karena dianggap sebagai penyumbang suara terbesar dalam mendapatkan dukungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sikap politik PCNU Kabupaten Ponorogo pada Pemilihana kepala daerah (Pilkada) tahun 2020 dan untuk mengetahui fakor apa saja yang mempengaruhi PCNU Kabupaten Ponorogo menentukan pilihan politiknya pada Pilkada tahun 2020. Penelitian ini menggunakan teori budaya politik dari Almond dan Verba. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan dokumentasi. Data analisis menggunakan analisis interaktif yaitu dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran PCNU Kabupaten Ponorogo dalam Pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2020 bersikap netral terhadap pilihan politiknya. Namun, netral yang dimaskud ialah secara organisasi NU tidak mengajak anggotanya memilih salah satu kandidat calon dari kedua pasangan calon, akan tetapi anggotanya bebas untuk menentukan pilihannya yang penting tidak membawa nama organisasi NU dalam kegiatan politik. Adanya keragaman sikap politik PCNU Kabupaten Ponorogo yaitu, sikap netral, mendukung dan tidak mendukung. Keterlibatan pengurus PCNU Ponorogo pada Pilkada tahun 2020 kemarin yaitu: Pertama, sebagai aktor yaitu berperan sebagai tim sukses atau tim pemenangan. Kedua, sebagai pendukung yaitu mendukung terhadap calon bupati dan wakil bupati. Ketiga, sebagai partisipan yaitu hanya memberikan restu pada semua calon bupati dan wakil bupati tetapi tidak terlibat dalam saling dukung mendukung tetap menggunakan hak pilih dengan cara memberikan suara di hari pemungutan suara. Selanjutnya adapun faktor yang mempengaruhi PCNU Kabupaten Ponorogo dalam menentukan pilihan politiknya ialah kesamaan agama dan organisasi yang dianut calon kandidat, Kinerja yang baik lebih dipilih dari pada latar belakang pendidikan seseorang calon kandidat. Namun, demikian yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana daya tarik figur calon kepala daerah. Visi, misi, tujuan dan figur yang sejalan dengan nilai-nilai islam dan tujuan organisasi menjadi pertimbangan dalam mendukung pasangan calon kepala daerah. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mengandalkan faktor identitas atau afiliasi, tetapi juga mempertimbangkan manfaat yang diharapkan dari pemimpin yang terpilih. Dalam konteks ini, PCNU Ponorogo nampaknya mengutamakan kandidat yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai keagamaan dan pendidikan islam, serta program-program yang berfokus pada masalah ekonomi dan sosial yang dianggap penting oleh masyarakat setempat.

ABSTRACT:
This research discusses the role of the Ponorogo Regency PCNU in the 2020 regional head elections (Pilkada). The existence of Nahdlatul Ulama (NU) has a significant influence in politics, because Nahdlatul Ulama (NU) is the largest social religious organization in Indonesia, especially Ponorogo Regency. Nahdlatul Ulama (NU) is a non-political social religious organization in accordance with the values of the 1926 khittah as a result of the 27th Congress in Situbondo, East Java. Based on the 1926 sermon, it was emphasized that NU was a neutral organization. But in fact, NU is often used as a vote getter and Nahdliyin is the main target for candidate pairs because it is considered to be the biggest vote contributor in getting support. The aim of this research is to determine the political attitude of the Ponorogo Regency PCNU in the 2020 Regional Head Election (Pilkada) and to find out what factors influence the Ponorogo Regency PCNU in determining its political choices in the 2020 Regional Election. This research uses political culture theory from Almond and Verba. This research uses qualitative research with a case study approach. Data collection was carried out using in-depth interviews and documentation. Data analysis uses interactive analysis, namely by collecting data, reducing data, presenting data, and drawing conclusions.
The research results show that the role of the Ponorogo Regency PCNU in the 2020 regional head elections (Pilkada) is neutral regarding its political choices. However, what is meant by neutral is that as an organization, NU does not invite its members to choose one candidate from the two pairs of candidates, but its members are free to make their choice, the important thing is not to bring the name of the NU organization into political activities. There is a diversity of political attitudes of the Ponorogo Regency PCNU, namely, neutral, supportive and non-supportive attitudes. The involvement of the Ponorogo PCNU management in the 2020 regional elections was: First, as actors, namely playing the role of the successful or winning team. Second, as a supporter, namely supporting the candidates for regent and deputy regent. Third, as a participant, that is, you only give your blessing to all candidates for regent and deputy regent but are not involved in mutual support and support for continuing to exercise your right to vote by voting on voting day. Furthermore, the factors that influence the Ponorogo Regency PCNU in determining its political choices are the similarities in religion and organization adhered to by the prospective candidate. Good performance is preferred over the educational background of a prospective candidate. However, what is also no less important is how attractive the figure of the regional head candidate is. Vision, mission, goals and figures that are in line with Islamic values and organizational goals are taken into consideration in supporting regional head candidate pairs. This shows that they do not only rely on identity or affiliation factors, but also consider the expected benefits of the elected leader. In this context, PCNU Ponorogo seems to prioritize candidates who are committed to religious values and Islamic education, as well as programs that focus on economic and social issues that are considered important by the local community.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Politik lokal; Peran politik; PCNU; Pilkada
Subjects: 300 Social sciences > 320 Political science (Politics and government) > 324 The political process
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > 67201 - Ilmu Politik
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 21 Aug 2024 07:16
Last Modified: 21 Aug 2024 07:16
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/23523

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics