Gerakan Masyarakat Bantargebang Nusantara di TPST Bantargebang, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi menjadi salah satu fenomena yang menarik untuk diteliti. Gerakan Masyarakat Bantargebang (Gerbang Nusa) terbentuk karena masyarakat setempat dengan memiliki tujuan menampung setiap aspirasi masyarakat yang belum tersampaikan dan menuntut setiap hak masyarakat yang tidak terpenuhi dengan melakukan berbagai upaya agar memberikan keuntung dan meminimalisir kerugian yang didapatkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keresahan yang dialami oleh masyarakat kemudian diatasi oleh Gerakan Masyarakat Bantargebang Nusantara (Gerbang Nusa) dengan upaya baik dari segi lingkungan, social, dan ekonomi, sehingga dapat memberikan dampak yang baik sebagai bentuk sebuah transformasi pada masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan dua sumber data yaitu primer dan sekunder. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam mengumpulkan data, peneliti melakukan wawancara dengan teknik purposive yang melibatkan ketua Gerbang Nusa, masyarakat yang menjadi anggota Gerbang Nusa, dan Institusi Pemerintahan. Sementara itu, data dalam penelitian ini dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keresahan masyarakat timbul karena disebabkan oleh hadirnya TPST Bantargebang yang mencakup bidang lingkungan, kesehatan, social, dan ekonomi. Gerbang Nusa melakukan beberapa upaya dengan melibatkan beberapa pihak didalamnya seperti Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Dinas Pendidikan Kota Bekasi dalam mengambil serta menetapkan keputusan yang tepat dengan mempertimbangkan keuntungan yang mampu didapatkan oleh masyarakat. Adapun dampak yang dihasilkan dari upaya tersebut, dalam bidang lingkungan armada pengangkut sampah menjadi lebih tertib dan disiplin dalam mengangkut sampah sesuai dengan kapasitas armada. Dalam bidang social, Badan Pengawas Keuangan (BPK) menanggapi laporan gagal konstruksi yang dilakukan oleh team monev, kemacetan dapat terurai karena armada tidak parkir di bahu jalan, oknum guru di skorsing akibat melakukan pungutan liar dalam system PPDB dan masyarakat setempat dapat menjadi bagian dari anggota team monev. Dalam bidang ekonomi, pembagian BLT tersebar secara merata dan adil, tersedianya lapangan pekerjaan sehingga perekonomian masyarakat dapat stabil dan jalan pikiran masyarakat terbuka karena diberikan edukasi oleh Gerbang Nusa.

ABSTRACT:
The Bantargebang Nusantara Social Movement at the Bantargebang TPST, Bantargebang District, Bekasi City is an interesting phenomenon to study. The Bantargebang Social Movement (Gerbang Nusa) was formed because the local community had the aim of accommodating every community aspiration that had not been conveyed and demanding every community right that was not fulfilled by making various efforts to provide profits and minimize the losses obtained. Therefore, this research aims to describe the unrest experienced by the community and then overcome by the Bantargebang Nusantara Social Movement (Gerbang Nusa) with efforts both from an environmental, social and economic perspective, so that it can have a good impact as a form of transformation in society.
This study uses a qualitative method with a descriptive approach. This type of research is field research using two data sources, namely primary and secondary. The data in this research was obtained through observation, interviews and documentation. In collecting data, researchers conducted interviews using a purposive technique involving the chairman of Pintu Nusa, people who are members of Gerbang Nusa, and government institutions. Meanwhile, the data in this research was analyzed by means of data reduction, data presentation and conclusions.
The results of this research show that public unrest arises because of the presence of the Bantargebang TPST which covers the environmental, health, social and economic sectors. Gerbang Nusa has made several efforts by involving several parties, such as the Department of Transportation (Dishub), the Department of the Environment (DLH), and the Bekasi City Education Department in making and determining the right decisions by considering the benefits that can be obtained by the community. As for the impact resulting from these efforts, in the environmental sector, waste transport fleets have become more orderly and disciplined in transporting waste according to fleet capacity. In the social sector, the Financial Supervisory Agency (BPK) responded to reports of construction failures carried out by the monitoring and evaluation team, traffic jams could be broken down because the fleet was not parked on the side of the road, teachers were suspended due to illegal levies in the PPDB system and local communities could become part of the members. monev team. In the economic sector, the distribution of BLT is distributed evenly and fairly, job opportunities are available so that the community's economy can be stable and people's minds are open because of the education provided by Gerbang Nusa.