Pelayanan sosial ditujukan untuk orang-orang yang mengalami disfungsi sosial. Pelayanan sosial telah ditegaskan oleh negara sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang saat ini masih menjadi persoalan krusial tetapi belum menemukan penyelesaiannya. Dibentuknya Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) telah membawa perubahan signifikan bagi masyarakat kurang mampu yang biasa disebut dengan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). Dengan berkurangnya jumlah dan banyaknya PPKS di Kecamatan Semarang Tengah, mampu menunjukkan bahwa pelayanan sosial yang diterima dapat membangun dan mengembangkan motivasi mereka agar terciptanya kehidupan yang sejahtera. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pelayanan sosial yang dilakukan, serta dampak yang dialami setelah dilakukannya pelayanan sosial oleh TKSK.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari observasi, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah 1 orang ketua TKSK Semarang Tengah, 3 orang Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), dan 5 orang PPKS. Selanjutnya, data dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah modal sosial menurut Robert D. Putnam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan sosial yang dilakukan TKSK berdasar pada regulasi yang memuat bentuknya yaitu jaminan sosial, perlindungan sosial, rehabilitasi sosial, dan pemberdayaan sosial. Selain itu, TKSK juga memberikan pendampingan yang berkaitan dengan aspek-aspek kesejahteraan lain selain ekonomi, seperti pendidikan dan kesehatan. Hal tersebut menjadikan TKSK membentuk hubungan sosial bersama Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan lainnya. Untuk mengoptimalkan pelayanan sosial yang diberikan hingga tidak salah sasaran, Tenaga Kesejahteraan Sosial bekerjasama dengan PSM. Dampak dari pelayanan sosial yang dilakukan di antaranya adalah terfasilitasinya kebutuhan pokok PPKS dalam hal ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Kemudian meningkatnya inisiatif untuk memperoleh kestabilan perekonomian dengan cara memanfaatkan bantuan dengan maksimal untuk memenuhi kebutuhan lain. Lalu berdampak pada berkembangnya nilai kemanusiaan dan sikap gotong royong masyarakat karena terdapat beberapa warga di Kecamatan Semarang Tengah yang secara sukarela memberikan bantuan makanan gratis kepada PPKS yang merupakan tetangganya. Dengan itu juga berarti bahwa terdapat usaha kolektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.

ABSTRACT:
Social services are intended for people who experience social dysfunction. Social services have been emphasized by the state as a form of social welfare implementation which is currently still a crucial issue but has not yet found a solution. The establishment of the Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) has brought significant changes to underprivileged people who are commonly referred to as Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). With the reduction in the number and number of PPKS in Central Semarang District, it can show that the social services received can build and develop their motivation for a prosperous life. Therefore, this research aims to find out how the social service process is carried out, as well as the impact experienced after the social service is carried out by the TKSK.
This research uses qualitative research methods with a descriptive approach. The type of research used is field research. The data sources in this study consist of primary and secondary data sources. The data were obtained from observation, semi-structured interviews, and documentation. The informants in this study were 1 head of the TKSK, 3 Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), and 5 PPKS. Furthermore, the data in this study were analyzed using data reduction techniques, data presentation, and conclusion drawing. The theory used in this research is social capital according to Robert D. Putnam.
The results showed that the social services carried out by the TKSK are based on regulations that contain forms of social security, social protection, social rehabilitation, and social empowerment. In addition, the TKSK also provide assistance related to other aspects of welfare besides the economy, such as education and health. This makes the TKSK form a social relationship with the Social Service, Education Service, Health Service, and others. To optimize the social services provided so that they are not mistargeted, Social Welfare Workers collaborate with PSM. The impact of the social services carried out includes facilitating the basic needs of the PPKS in terms of economy, education and health. Then increasing the initiative to obtain economic stability by maximally utilizing assistance to meet other needs. It also has an impact on the development of human values and mutual cooperation in the community, as several residents in Central Semarang District voluntarily provide free food assistance to PPKS who are their neighbors. This also means that there is a collective effort to improve community welfare by the government and the community.