Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo atau PSHW adalah salah satu perguruan silat besar di Indonesia. PSHW memiliki konsep keanggotaan yang memposisikan satu sama lain selayaknya saudara. Ikatan persaudaraan ini mampu menjaga pelestarian pencak silat sekaligus eksistensi dan perkembangan PSHW yang menjangkau berbagai daerah. Persaudaraan tersebut dapat didefinisikan menjadi solidaritas sosial, sebagai hubungan yang memiliki kesadaran kolektif akan nilai yang dianut bersama dan menguat melalui pengalaman emosional bersama. Solidaritas tersebut secara umum juga terjadi di dalam PSHW Praci-Gro yang merupakan bagian atau sekelompok anggota yang berada di Kecamatan Pracimantoro dan Giritontro. Berdasar hal di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui bentuk solidaritas sosial yang dilakukan anggota dan signifikansi solidaritas di kalangan anggota PSHW Ranting Pracimantoro-Giritontro.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan naratif deskriptif, dimana dalam pendekatan ini sesuatu hal akan digambarkan dan diuraikan apa adanya. Dalam menyajikan informasi dapat berupa naskah atau gambar sehingga dapat memasukkan kutipan panjang, pendek dan bervariasi. Pengumpulan data menggunakan observasi partisipatif, wawancara, dokumentasi dan kajian pustaka. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data induktif yang dilakukan dengan reduksi data, keabsahan data, dan pengambilan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan berbagai perwujudan solidaritas yang terjalin di antara anggota PSHW Praci-Gro. Perwujudan tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk solidaritas sosial secara umum yang meliputi gotongroyong, kerja sama, dan kepedulian antar anggota. Jika dianalisis menggunakan teori solidaritas sosial Emile Durkheim dapat diketahui bahwa bentuk solidaritas yang ada memiliki kolektifitas dengan kecenderungan terhadap nilai yang bersifat kepercayaan, pengalaman emosional, serta hati nurani kolektif. Sehingga solidaritas yang ada di dalam PSHW Praci-Gro lebih dominan sebagai bentuk solidaritas mekanik. Dalam penelitian ini juga menjelaskan signifikansi solidaritas sosial di kalangan anggota PSHW Praci-Gro yang berupa prstasi, peningkatan kemampuan pencak silat, pembentukan karakter, serta pengakuan status saudara. Signifikansi di atas merupakan makna pentingnya solidaritas yang dirasakan oleh anggota sehingga dapat dikategorikan sebagai motif ataupun faktor yang mendorong solidaritas. Jika dikaji melalui perspektif teori solidaritas sosial Emile Durkheim, signifikansi tersebut muncul melalui proses pengamalan nilai oleh aktor dan menguat melalui pengalaman emosional bersama, sehingga membentuk hati nurani kolektif.

ABSTRACT:
Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo or PSHW is one of the largest pencak silat organizations in Indonesia. PSHW has a membership concept that positions each other like brothers. This fraternal bond is able to maintain the preservation of pencak silat as well as the existence and development of PSHW that reaches various regions. Such fraternity can be defined as social solidarity, as a relationship that has a collective awareness of shared values and is strengthened through shared emotional experiences. This solidarity generally also occurs within the Praci-Gro PSHW which is part or group of members in Pracimantoro and Giritontro sub-districts. Based on the above, researchers are interested in conducting this research with the aim of knowing the form of social solidarity carried out by members and the significance of solidarity for members PSHW Ranting Pracimantoro-Giritontro.
This study uses a qualitative method with a descriptive narrative approach in which in this approach something will be described and described as it is. In presenting information, it can be in the form of text or pictures so that it can include long, short and varied quotations. Collecting data using participatory observation, interviews, documentation and literature review. Data analysis used in this research is inductive data analysis which is done by data reduction, data validity, and conclusion.
The results of this study show various manifestations of solidarity among Praci-Gro PSHW members. These manifestations can be classified into three forms of social solidarity in general which include gotongroyong, cooperation, and concern between members. If analyzed using Emile Durkheim's theory of social solidarity, it can be seen that existing forms of solidarity have collectivity with a tendency towards values that are beliefs, emotional experiences, and collective conscience. So that the solidarity in the Praci-Gro PSHW is more dominant as a form of mechanical solidarity. This study also explains the significance of social solidarity among Praci-Gro PSHW members in the form of prstasi, increasing pencak silat abilities, character building, and recognition of sibling status. The significance above is the importance of solidarity felt by members so that it can be categorized as a motive or factor that encourages solidarity. If examined through the perspective of Emile Durkheim's theory of social solidarity, this significance arises through the process of value practice by actors and strengthens through shared emotional experiences, thus forming a collective conscience.