Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tren yang berkembang di media sosial Instagram, dimana fenomena ini seringkali dilakukan oleh masyarakat umum saat ini termasuk mahasiswa Program Studi Sosiologi UIN Walisongo Semarang. Para mahasiswa melakukan kegiatan memfoto makanan yang diambil dengan angel yang menarik kemudian diberi caption, hastag, tag lokasi, dan diunggah ke akun Instagram sebelum dimakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai kegiatan foodstagramming dalam mempengaruhi status sosial mahasiswa Program Studi Sosiologi UIN Walisongo Semarang dan dampak pada pembentukan perilaku konsumtif mahasiswa Program Studi Sosiologi UIN Walisongo Semarang.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan netnografi. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Sumber data pada penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam pada penelitian ini diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini mengambil informan yaitu mahasiswa Program Studi Sosiologi aktif UIN Walisongo Semarang yang aktif menggunakan media sosial Instagram dan mengunggah kegiatan foodstagramming di media sosial Instagram, untuk menentukan informan dilakukan dengan Teknik Purposive. Dalam penelitian ini menggunakan tiga tahapan dalam analisis data yaitu meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Selanjutnya penulis menggunakan teori Masyarakat Konsumsi Jean Baudrillard.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa foodstagramming dilakukan dalam rangka untuk memberitahukan kegiatannya kepada orang melalui media sosial. Foodstagramming merupakan simulasi yang sengaja dibentuk untuk menampilkan image tertentu, karena hal tersebut dianggap dapat merepresentasikan masyarakat kelas atas. Di balik kegiatan foodstagramming yang diunggah di media sosial, ternyata hal tersebut berlainan dengan kondisi pada kenyataan. Sehingga dapat dikatakan bahwa telah terjadi pengaburan kelas dimana tidak adanya kejelasan dari status kelas yang dimunculkan di media sosial. Selain itu terdapat dampak yang di rasakan oleh mahasiswa Program Studi Sosiologi UIN Walisongo Semarang ini adalah dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yang diperoleh diantaranya penghargaan diri sendiri (self reward), mengapresiasi makanan, menjadi inspirasi untuk orang lain. Sedangkan dampak negatif yang diperoleh ketika melakukan kegiatan foodstagramming, diantaranya menjadi lebih konsumtif dan boros serta memiliki media untuk pamer yang seringkali menimbulkan rasa iri bagi orang lain.

ABSTRACT:
This research was motivated by the growing trend on the social media Instagram, where this phenomenon is often carried out by the general public today, including students of the Sociology Study Program at UIN Walisongo Semarang. The students took photos of the food they took with an attractive angel, then gave it a caption, hashtag, location tag, and uploaded it to their Instagram account before eating. The purpose of this research is to find out about foodstagramming activities in influencing the social status of students in the Sociology Study Program at UIN Walisongo Semarang and the impact on the formation of consumer behavior of students in the Sociology Study Program at UIN Walisongo Semarang.
This research uses qualitative research methods with a netnographic approach. This type of research is field research. The data sources in this research are primary data and secondary data. Data collection techniques in this research were obtained by observation, interviews and documentation. This research took samples, namely active Sociology Study Program students at UIN Walisongo Semarang who actively used Instagram social media and uploaded foodstagramming activities on Instagram social media, to determine informants using the Purposive Technique. This research uses three stages in data analysis, namely including data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Next, the author uses Jean Baudrillard's Consuming Society theory.
The research results showed that foodstagramming is carried out in order to inform people about their activities via social media. Foodstagramming is a simulation that is deliberately created to display a certain image, because it is considered to represent upper class society. Behind the foodstagramming activities uploaded on social media, it turns out that this is different from the conditions in reality. So it can be said that there has been a blurring of classes where there is no clarity regarding the class status displayed on social media. Apart from that, there are impacts felt by students of the Sociology Study Program at UIN Walisongo Semarang, namely positive impacts and negative impacts. The positive impacts obtained include self-reward, appreciating food, being an inspiration to others. Meanwhile, the negative impacts obtained when carrying out foodstagramming activities include becoming more consumptive and wasteful and having a medium to show off which often causes feelings of envy in other people.