Praktek Jual Beli Barang yang Mengandung Gaib dalam Prespektif Tokoh Agama (Studi Kasus di Pondok Pesantren Salafiyah Wetan Banon Desa Kajen Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati)
Ma’arif, Saiful (2013) Praktek Jual Beli Barang yang Mengandung Gaib dalam Prespektif Tokoh Agama (Studi Kasus di Pondok Pesantren Salafiyah Wetan Banon Desa Kajen Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati). Undergraduate (S1) thesis, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam: Jinayah Siyasah.
062311018_Bab1.pdf - Accepted Version
Download (89kB) | Preview
062311018_Bab2.pdf - Accepted Version
Download (125kB) | Preview
062311018_Bab3.pdf - Accepted Version
Download (117kB) | Preview
062311018_Bab4.pdf - Accepted Version
Download (103kB) | Preview
062311018_Bab5.pdf - Accepted Version
Download (17kB) | Preview
062311018_bibliografi.pdf - Bibliography
Download (22kB) | Preview
Abstract
Praktek jual beli barang mengandung gaib yang di Pondok Pesantren Salafiyah telah berjalan lama. Pembeli biasanya datang dengan membawa permasalahan juga sekaligus bersilaturrahim kepada kyainya. Sebelum barang tersebut diberikan kepada pembeli, terlebih dahulu ditirakati dan diisi dengan doa khusus. Melaluai proses tersebut, akan dimasukkan sesuatu yang gaib yang akan menyatu dengan barang atau benda yang bersangkutan, sehingga memiliki nilai lebih atau keistemawaan. Syarat barang yang dijadikan obyek jual beli, yaitu barang yang diakadkan harus ada ditangan si penjual, artinya barang itu ada di tempat, diketahui dan dapat dilihat. Menurut Imam Malik, dibolehkan jual beli barang yang ghaib (tidak ada), demikian pula pendapat Abu Hanifah. Sedangkan pendapat Imam Syafi’i tidak membolehkan sama sekali, baik barang tersebut disifati atau tidak. Perumusan masalahnya adalah (1) Bagaimana praktek jual beli barang mengandung gaib yang di Pondok Pesantren Salafiyah?. (2) Bagaimana prespektif tokoh agama di desa Kajen terhadap praktek jual beli barang yang mengandung gaib di Pondok Pesantren Salafiyah?.
Skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research). Sumber data primer, yaitu tokoh agama di Desa Kajen, penjual dan pembeli serta masyarakat setempat. Penentuan subyek menggunakan teori snow ball, yaitu dengan bantuan key-informan. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain secara tidak langsung.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa di pondok pesantren Salafiyah terjadi praktek jual beli, yaitu pembeli dan penjual bertemu secara langsung, kemudian pembeli mengutarakan keinginannya. Bila terjadi kesepakatan maka penjual menyebutkan mahar yang harus dibayar, dalam hal ini tidak ada proses tawar-menawar karena telah ditentukan penjual. Sebelum barang di serahterimakan, terlebih dahulu dibacakan doa sesuai dengan permintaaan pembeli supaya hajatnya tersebut dikabulkan oleh Allah SWT. Setelah barang diserahkan kemudian pembeli membayar mahar yang telah ditentukan tersebut, sehingga terjadilah proses transaksi jual beli.
Dari hasil wawancara dengan tokoh agama di Desa Kajen mengenai praktek jual beli barang yang mengandung gaib, terjadi perbedaan pendapat, yaitu ada yang membolehkan, ada yang tidak membolehkan dan ada yang masih ragu antara membolehkan dan tidak membolehkan. Jual beli tersebut masih tergolong pada jual beli yang gharar (samar), karena belum terpenuhinya beberapa syarat barang yang dijadikan obyek dalam jual beli, yaitu syarat barang yang bisa diserahterimakan dan barang tersebut belum atau tidak transparan tentang kemanfaatannya.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Praktek Jual Beli Barang |
Subjects: | 300 Social sciences > 340 Law > 343 Military, tax, trade, industrial law |
Depositing User: | Mohammad Kharisun |
Date Deposited: | 25 Nov 2013 01:00 |
Last Modified: | 25 Nov 2013 01:00 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/238 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year