Penelitian ini mengambil fokus permasalahan: 1) Bagaimana pola asuh yang diterapkan oleh wanita karir dalam mengawasi pengamalan ibadah shalat fardhu siswa kelas 9 H SMP N 23 Semarang?, 2) Bagaimana pengamalan ibadah shalat fardhu siswa kelas 9 H SMP N 23 Semarang dari masing-masing pola asuh yang diterapkan wanita karir tersebut?
Adapun penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (Field Research). Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah enam wanita karir yang dipilih. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah enam siswa kelas 9 H SMP N 23 Semarang yang ibunya sebagai wanita karir. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini adalah 1) Adanya pola asuh yang beragam yakni pola asuh otoriter, demokratis, dan permisif yang diterapkan oleh wanita karir dalam mengawasi pengamalan ibadah shalat fardhu anaknya. Pola asuh otoriter diterapkan oleh ibu NY dan ibu IF ditandai dengan penekanan pada ketaatan dan aturan yang ketat, sedangkan pola asuh demokratis diterapkan oleh ibu MW dan ibu PJ memberikan ruang bagi partisipasi dan pemahaman nilai-nilai. Sementara itu, pola asuh permisif diterapkan oleh ibu SP dan ibu SY dengan memberikan kebebasan yang lebih besar tanpa banyak batasan dan pengawasan. 2) Anak-anak yang mendapatkan pola asuh otoriter seperti yang diterapkan ibu NY dan ibu IF memiliki tingkat pengamalan ibadah shalat fardhu yang teratur, karena adanya aturan dan pengawasan yang ketat terkait dengan pelaksanaan shalat. Dalam pola asuh demokratis oleh ibu MW dan ibu PJ juga dinilai teratur, mereka diberikan pemahaman nilai-nilai agama dan kebebasan untuk memilih serta mengambil tanggung jawab terhadap pelaksanaan ibadah. Dalam pola asuh permisif oleh ibu SP dan ibu SY, anak-anak menghadapi kesulitan dalam menjaga disiplin dan kurang teratur dalam melaksanakan shalat fardhu, karena kurangnya aturan dan pengawasan yang ketat.