Islam adalah agama yang mewajibkan seluruh umatnya untuk melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Begitupun dengan dakwah adalah mengajak manusia untuk memenuhi perintah Allah dan meninggalkan larangannya supaya mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat. Komik merupakan media yang sederhana, ringan, dan mudah dipahami sehingga bisa menjadi media komunikasi yang informatif dan edukatif.
Melihat fenomena iri hati pada masyarakat sering terjadi konflik social yang mengakibatkan munculnya perasaan iri hati. Konflik social berasal dari implikasi ketidakharmonisan dinamika psikologis yang sederhana adalah “senang melihat orang lain susah dan susah melihat orang lain senang”. Dalam banyaknya konflik social yang mengakibatkan munculnya perasaan iri hati, hal tersebut memerlukan penyampaian pesan dakwah tentang iri hati.
Dalam komik Deadly 7 Inside Me banyak gambaran yang mengangkat pesan dakwah di dalamnya yang berhubungan pada kehidupan masyarakat sehari-hari yang dapat menberikan penambahan wawasan atau pengetahuan pada pesan dakwah tentang iri hati.
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah yang peneliti angkat yaitu Apa Pesan Dakwah Tentang Iri Hati dalam Komik Deadly 7 Inside Me karya Deruu Rio Ta?
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif interpretif dengan teknik analisis isi dengan model penelitian Klaus Krippendorff. Data yang dikumpulkan bersifat deskriptif atau menggambarkan apa adanya. Peneliti menggunakan data primer, yaitu data utama dalam penelitian. Pada pengumpulan data dicari dalam dokumen dan sumber pustaka. Ada pun unit analisis bersumber dari komik Deadly 7 Inside Me karya Deruu Rio Ta yang diterbitkan oleh Line Webtoon Indonesia pada tahun 2016 sejumlah 202 episode akan dijadikan pada tahapan analisis, dengan menganalisis pesan dakwah tentang iri hati.
Sedangkan hasil dari penelitian pada komik Deadly 7 Inside Me Karya Deruu Rio Ta terdapat pesan dakwah tentang iri hati yaitu tidak dapat melihat orang lain lebih maju, bahagia dan berhasil, cenderung senang mencari kesalahan orang lain, sulit mencukup diri dengan apa yang ada (sulit bersyukur), senang melihat orang lain susah/menderita/gagal, dan cenderung banyak membicarakan/mengexpos masalah orang.