Problem spiritualitas yang terjadi pada lansia merupakan permasalahan yang cukup kompleks, karena tidak hanya lansia saja yang merasakan namun hal itu sangat berpengaruh pada hubungannya dengan orang lain, lingkungan sekitar dan juga Tuhannya. Ketika lansia mengalami indikator problem spiritualitas, maka efektivitas hubungan antara diri, orang lain dan Tuhan akan mengalami kendala. Lansia akan sering menyendiri, menghindari interaksi, marah terhadap Tuhan hingga muncul kemalasan beribadah. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya penanganan untuk mengatasi problem spiritualitas tersebut yaitu dengan konseling logoterapi. Konseling logoterapi berfokus pada pengambilan makna hidup yang positif meskipun individu berada dalam penderitaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan konseling logoterapi untuk mengatasi problem spiritualitas bagi lansia di Pondok Pesantren Raden Rahmat Ambarawa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sementara sumber data penelitian terdiri atas dua sumber yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Sementara itu, uji keabsahan data pada penelitian ini dilakukan dengan sistem triangulasi yaitu triangulasi sumber. Sedangkan teknik analisis data pada penelitian ini melalui data reduction, data display serta kesimpulan dan verification. Hasil penelitian menunjukan 1) Lansia di Pondok Pesantren Raden Rahmat mengalami problem spiritualitas yaitu tidak percaya diri pada potensi yang dimiliki, tidak adanya kedamaian jiwa, membatasi interaksi dengan teman di pondok, tidak mengikuti kegiatan dan menghindar dari khalayak, kurangnya kepedulian tentang kebersihan, tidak mau melestarikan alam, adanya perasaan marah kepada Tuhan, tidak menerima takdir, hingga kemalasan beribadah. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar lansia mengalami problem spiritualitas. 2) Pelaksanaan Konseling logoterapi di Pondok Pesantren Raden Rahmat Ambarawa diikuti oleh santri lansia yang dipandu oleh pak winarno dan pak solikin selaku fasilitator. Pada pelaksanaannya konseling logoterapi menekankan pada pengambilan nilai positif atas kejadian yang sudah terjadi dan menggunakan metode reflektif, yaitu dengan merefleksikan perjalanan hidup dan lansia akan ditekankan pada perubahan sikap untuk masa sekarang dan untuk masa mendatang. Mayoritas lansia dapat mengatasi problem spiritualitasnya, lansia mampu menerima keadaan dirinya, memperbaiki interaksi dengan orang lain, lebih rajin dalam mengikuti kegiatan di pondok, peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, mampu meneri ma takdir yang dijalaninya, dapat mengambil makna positif dari penderitaan yang dialami oleh lansia dan meningkatkan kedekatan lansia dengan Tuhan, seperti rajib beribadah dan rajin mengaji. Meskipun ada lansia yang membutuhkan waktu lebih lama dalam proses konseling sehingga hasil yang didapatkan masih minim atau bahkan belum terlihat.