Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana strategi komunikasi persuasif dalam penyampaian dakwah bil hal pada konten youtube “Sinau Hurip”. Meningkatnya penderita gangguan jiwa seiring dengan terus berubahnya situasi ekonomi dan politik ke arah tidak menentu, prevalensinya bukan saja pada kalangan menegah ke bawah sebagai dampak langsung dari kesulitan ekonomi, tetapi juga kalangan menegah ke atas sebagai dampak langsung atau tidak langsung ketidakmampuan individu dalam penyesuaian diri terhadap perubahan sosial yang terus berubah. Banyaknya orang dalam gangguan jiwa jalanan yang terlantar maupun orang dalam gangguan jiwa rumahan yang keluarganya tidak mampu untuk merawat dan memberikan penanganan medis membuat pemilik kanal youtube “Sinau Hurip” yakni Sukaryo Adi Putra tergerak untuk merawat, dan mengasihi orang dalam gangguan jiwa. Hal yang dilakukan ini salah satu realisasi nyata dalam metode dakwah bil hal. Jenis metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan, “Sinau Hurip” mengimplementasikan strategi psikodinamika, kang Adi memiliki pola komunikasi yakni dengan mengucapkan salam, memberikan senyum, mengajak salaman, dan merangkul. Agar pesan dapat tersampaikan kepada orang dalam gangguan jiwa. Selain itu, pola ini digunakan agar orang dalam gangguan jiwa mau merespon pertanyaan-pertanyaan dan mengikuti apa yang diarahkan oleh Kang Adi. “Sinau Hurip” mengimplementasikan strategi sosiokultural untuk menggeser stigma buruk masyarakat tentang orang dalam gangguan jiwa. Strategi ini juga menanamkan bahwa pada dasarnya orang dalam gangguan jiwa juga manusia yang harus dirawat, disayangi, dan diberikan kehidupan yang layak. Maka dari itu “Sinau Hurip” berusaha menyuguhkan konten dengan bahasa yang sopan, tidak terlalu baku untuk menciptakan interaksi baik dengan orang dalam gangguan jiwa ataupun dengan penonton “Sinau Hurip” agar makna yang terkandung dapat tersampaikan dengan jelas. Dalam strategi The Meaning Contruction konten youtube “Sinau Hurip” berusaha memberikan pengetahuan kepada penonton seputar bagaimana cara merawat dan menyayangi orang dalam gangguan jiwa dengan berbagai pola komunikasi yang mudah untuk dilakukan. “Sinau Hurip” juga memberikan pemahaman kepada penonton bahwa orang dalam gangguan jiwa juga berhak untuk diberikan penghidupan yang layak, sehingga “Sinau Huirp” dalam kontennya juga membantu orang dalam gangguan jiwa untuk menggunting kuku tangan dan kaki, memangkas rambut, membersihkan pakaian-pakaian yang digunakan karena sudah bercampur dengan sampah, memandikan orang dalam gangguan jiwa, sampai diberikan pakaian ganti yang baru, setelah itu orang dalam gangguan jiwa juga diberikan makan dan minum hingga akhirnya orang dalam gangguan jiwa itu terlihat bersih dan perlahan bisa diajak untuk komunikasi. Hal ini dilakukan oleh “Sinau Hurip” dengan landasan bahwa kebersihan merupakan sebagain dari iman, dan Kang Adi percaya bahwasannya ketika orang dalam gangguan jiwa sudah dibersihkan, maka orang dalam gangguan jiwa tersebut bisa diajak untuk berinteraksi.