Menurut pandangan Islam, ayah berkewajiban mencari nafkah, menjadi pemimpin rumah tangga, pelindung keluarga serta pendidik dan pembimbing dalam membentuk karakter anak. Namun, realita yang terjadi di masyarakat, tanggung jawab ayah dalam mendidik anak masih menjadi krisis peran karena adanya ideologi patriarki. Hal ini berpengaruh negatif pada kedekatan emosi dan jalinan komunikasi interpersonal ayah dan anaknya. Gambaran komunikasi interpersonal antara ayah dengan anaknya sering ditampilkan dalam sebuah film atau web series menggunakan sebuah tanda, seperti dalam web series “Sajadah Panjang” bergenre religi keluarga yang diproduksi oleh layanan streaming video, MAXstream pada 06 Mei 2021. Dalam web series ini memperlihatkan kesamaan tugas antara ayah dengan ibu dalam urusan rumah tangga dan mendidik serta membimbing putra-putrinya. Tanda-tanda yang muncul dalam web series “Sajadah Panjang” dianalisis menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi komunikasi interpersonal antara ayah dengan anaknya dalam web series “Sajadah Panjang” menggunakan metode semiotika Charles Sanders Peirce.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif yang banyak dipakai untuk meneliti dokumen seperti teks, gambar, simbol dan lain-lain dengan mendeskripsikannya secara rinci dan mendalam melalui kata-kata. Jenis data dalam penelitian ini adalah data audio dan visual berupa gestur, ekspresi, latar musik, dialog serta narasi kode-kode yang berkaitan dengan komunikasi interpersonal. Sedangkan teknik pengumpulan datanya adalah teknik dokumentasi dengan mengambil potongan-potongan adegan yang didapatkan setelah menonton web series “Sajadah Panjang” di aplikasi MAXstream. Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotika Charles Sanders Peirce yang saling berhubungan antara representament atau sign, object dan interpretant. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal ayah dan anak dalam web series “Sajadah Panjang” direpresentasikan melalui 5 sikap positif yakni: keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan yang masing-masing ditunjukkan dalam bentuk perhatian, kepedulian, tanggung jawab, kejujuran, kepercayaan, penggunaan bahasa yang baik saat berkomunikasi, menghargai pendapat orang lain dan memberikan nasihat untuk kehidupan anak menjadi lebih baik. Sikap keterbukaan terdapat dalam scene 1, 8, 13 dan 14, sikap empati ada pada scene 5, sikap mendukung dapat dilihat dalam scene 3, 4, dan 10. Sikap mendukung digambarkan dalam scene 2, 6, 9, 11 dan 12, serta kesetaraan terlihat pada scene 7.