Sifat munafik dapat dimiliki oleh semua orang baik orang biasa maupun pemimpin. Di antara mereka mengaku dan menunjukkan sikap beriman, akan tetapi dibalik itu semua ternyata tidak ada amalan-amalan yang ia kerjakan. Banyak media berbondong-bondong memberikan hikmah pelajaran melalui produksinya dengan kisah-kisah yang digambarkan di dalam buku, cerita pendek, dan film.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana serial “Doa Mengancam” mempresentasikan sifat munafik. Sifat munafik yang sering diketahui dalam agama Islam ada tiga yaitu apabila berkata dusta, apabila berjanji ingkar, dan apabila dipercaya berkhianat. (H.R Bukhari dan Muslim). Penelitian ini memakai penelitian kualitatif. Data berasal dari serial “Doa Mengancam” yang menggunakan data audio dan visual berupa gestur, ekspresi, latar musik, dialog serta narasi kode-kode yang berkaitan nilai-nilai sifat munafik. Sedangkan teknik pengumpulan datanya adalah dengan teknik dokumentasi elektronik serial yang diunduh melalui aplikasi Video dengan judul “Doa Mengancam”.
Data dianalisis menggunakan teori semiotik Charles Sanders Peirce dimana terdapat konektivitas antara sign/representamen, object, dan interpretant. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat munafik dalam serial “Doa Mengancam” dipresentasikan melalui keadaan seorang berdoa dengan marah kepada tuhannya, menyalahkan Allah, membohongi dan mengkhianati sahabatnya sendiri, sanjungan atau ucapan tersebut diucapkan secara lisan maupun lewat hati.
Kata kunci: Sifat munafik, representasi, semiotika, serial “Doa Mengancam