Melansir dari laman narasi.tv, Indonesia menempati peringkat ke-3 sebagai negara yang memiliki tingkat fatherless yang tinggi. Masyarakat masih memandang ayah hanya memiliki peran sebagai pencari nafkah, tanpa mengaitkan keterlibatan ayah pada tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, peneliti mengambil penelitian yang berfokus pada peran ayah yang ditunjukkan dalam film Sejuta Sayang Untuknya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ayah dalam perspektif Islam dengan mengggunakan teori Imam Al-Ghazali yang ditunjukkan dalam film Sejuta Sayang Untuknya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan sumber data yang berupa screen capture dan penggalan narasi dalam film Sejuta Sayang Untuknya. Peneliti memfokuskan pada narasi cerita dalam film Sejuta Sayang Untuknya dengan menggunakan Analisis Naratif Tzvtan Todorov.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film Sejuta Sayang Untuknya memiliki bagian dalam alur ceritanya yang menurut teori Tzvtan Todorov terbagi menjadi tiga bagian. Bagian tersebut terbagi menjadi alur awal (keseimbangan), alur tengah (gangguan dalam cerita), dan alur akhir (kembalinya keseimbangan cerita). Berdasarkan analisis tersebut, peneliti menemukan bahwa terdapat beberapa peran ayah dalam perspektif Islam yang ditunjukkan pada film Sejuta Sayang Untuknya. Penggambaran peran ayah tersebut diantaranya peran ayah yang memberikan kasih sayang terdapat 2 adegan dan narasi pada alur awal cerita, 1 adegan dan narasi pada alur tengah cerita. Peran ayah yang memiliki akhlak mulia terdapat 1 adegan dan narasi pada alur tengah cerita. Peran ayah yang memotivasi anaknya terdapat 2 adegan dan narasi pada alur tengah cerita. Peran ayah yang menasihati anaknya dengan kiasan terdapat 1 adegan pada alur awal cerita.