Bimbingan kelompok dikenal sebagai usaha yang dilakukan secara berkelompok untuk membantu individu menyelesaikan masalah kesulitan pada diri konseli dan pencegahan masalah guna memperoleh informasi dan membantu konseli dalam menyusun rencana atau mengambil keputusan yang tepat. Dilatarbelakangi oleh kondisi kesulitan yang dialami oleh para penerima manfaat dalam berkomunikasi dengan baik. Dengan dilakukanya bimbingan kelompok inilah upaya yang dilakukan untuk membentuk komunikasi interpersonal pada penerima manfaat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan bimbingan kelompok bagi para penerima manfaat, serta bagaimana bimbingan kelompok bisa membentuk komunikasi interpersonal penerima manfaat. Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, subjek penelitian ini adalah pembimbing kelompok, empat penerima manfaat dan pekerja sosial di Panti Pelayanan Sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Margo Widodo Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Triangulasi teknik dan triangulasi sumber untuk memperoleh keabsahan data dan dianalisis dengan beberapa tahap yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses pelaksanaan bimbingan kelompok bagi para penerima manfaat masih memiliki permasalahan dalam hal komunikasi interpersonalnya sehingga menghambat penerima manfaat dalam bersosialisasi dengan lingkunganya. Dengan diberikan bimbingan kelompok penerima manfaat mempunyai banyak perubahan dapat mengenali diri sendiri, mengenali teman, menyapa orang lain, berkomunikasi dengan orang lain. Bimbingan kelompok dilaksanakan di panti ini pada hari Selasa, Rabu pada pagi hari. Metode yang digunakan adalah dengan secara langsung, mengajak bicara, cara menyapa, bertanya nama sesama penerima manfaat bertujuan untuk merangsang penerima manfaat supanya mau berkomunikasi. Dari segi komunikasi penerima manfaat setelah mengikuti bimbingan kelompok secara bertahap dan rutin sudah mulai kelihatan perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat dari yang awalnya tidak mau melakukan komunikasi sedikitpun setelah mengikuti bimbingan kelompok secara rutin dan bertahap sudah mulai mau untuk melakukan komunikasi dengan penerima manfaat lainya.