Setiap orang yang lahir didunia tentu menginginkan menjadi individu yang layak serta utuh tanpa adanya kekurangan satupun juga dari bagian anggota tubuhnya. Tidak ada manusia yang mau menempuh kehidupan ini dengan serba kekurangan. Manusia yang mempunyai keterbatasan fisik dan mental dapat menyebabkan dirinya merasa tidak berguna dan tidak percaya diri dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Jika mereka tidak dikecualikan, mereka akan jauh lebih berguna. Bagaimana pun mereka juga bagian dari warga Indonesia yang memiliki hak sama antar individu lainnya dengan orang yang tidak memiliki keterbatasan fisik dan mental. Agar kelompok disabilitas mampu menjalankan rutinitas berkehidupan sehari-hari. Lembaga Roemah Difabel adalah wadah atau tempat bagi orang-orang penyandang difabel untuk memahami betul apa potensi yang dimiliki mereka untuk mengembangkan life skill mereka miliki.
Maka dari itu penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut: (1.) Bagaimana peran Lembaga Roemah Difabel dalam mengembangakan Life Skill penyandang disabilitas di Kota Semarang? (2.) Bagaimana hasil peran Lembaga Roemah Difabel dalam Mengembangkan Life Skill di Kota Semarang?.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan metode partisipatory action. Adapun Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat langsung dari proses awal sampai akhir untuk menggali sebuah penelitian. Analisis data menggunakan teori Milles dan Hiberman, yang meliputi reduksi data, pemaparan data dan penarikan simpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) peran pemberdayaan Roemah Difabel yaitu dengan cara memberikan program kelas pemberdayaan kepada penyandang difabel. Adapun kegiatan kelas yang dilaksanakan Roemah Difabel adalah kelas pemahaman etika, kelas ecobrick, kelas desain grafis, kelas hidroponik, kelas menyanyi, kelas melukis dan menggambar, kelas publik speaking, kelas pendalaman Rohani, serta kelas senam dan beladiri. (2) hasil peran Roemah Difabel dalam pemberian program kelas pemberdayaan yaitu para penyandang difabel dapat mengembangkan dan menumbuhkan keterampilan life skill mereka sehingga mereka dapat bersaing dengan manusia normal pada umumnya dilihat dari bebeberapa aspek yaitu ekonomi, sosial, dan pendidikan.