Pondok Pesantren yang berisikan santri-santri lansia dikelola oleh Yayasan Pitutur Luhur bergerak dalam bidang kemanusiaan, pendidikan, sosial, dan keagamaan berupaya mempertahankan hidayah iman dan islam. Memperbaiki dan mempertahankan kualitas ruhani dalam pribadi masyarakat luas, khususnya lansia menuju pada kehidupan husnul khatimah. Pondok Pesantren ini memiliki metode pengembangan life skill dalam meningkatkan kesejahteraan lansia sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan lansia. Metode pengembangan life skill ditekankan pada santri-santri pada singkatan ROJIRO yaitu olah rogo, olah jiwo, dan olah roso. Sehingga dengan adanya metode ini nanatinya lansia dapat berdaya sesuai dengan kemampuan dimiliki. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana metode pengembangan life skill lansia dalam meningkatkan kesejahteraan lansia yang dilakukan oleh Pondok Pesantren, (2) Bagaimana hasil metode pengembangan life skill lansia.
Adapun teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat langsung dalam menggali data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pengembangan life skill yang digunakan Ponpes Kasepuhan Raden Rahmat berpengaruh dan signifikan terhadap santri-santri. Hal ini dibuktikan kehidupan lansia melalui pembiasaan, sehingga kesejahteraan lansia terpenuhi dalam lingkungan Ponpes sesuai dengan undang-undang yang berkaitan dengan kesejahteraan lanjut usia. Serta dengan adanya metode tersebut lansia dapat berdaya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang mereka miliki. Sehingga dengan adanya metode yang telah dipaparkan dan diterapkan melalui berbagai kegiatan yang ada dalam Pondok Pesantren Kasepuhan raden Rahmat lansia akan merasakan ketenangan, adem, ayem dan tentram. Selain itu, pembaharuan yang dilakukan d=meliputi kelebihan dan kekurang dari pada metode tersebut, diantaranya kelebihannya yaitu: (1) Menambah pemahaman lansia terhadap ilmu Al-qur’an, Memberikan dampak/bekas positif terhadap diri lansia, (2) Memerikan ketentraman pada jiwa lansi, (3) Menjadikan lansia lebih percaya diri, (4) Menjadikan lansia lebih percaya diri, (5) Menjadikan lansia intraktif pada lingkungan Ponpes, (6) Menjadikan lansia intraktif pada lingkungan Ponpes, (7) Publikasi yang eye catching atau enak dilihat. Kekurangannya yaitu: (1) Kurangnya sumber daya pengajar/asatidz dan asatidzah Ponpes, (2) Kurangnya pendampingan terhadap lansia, (3) Administrasi Pondok Pesantren yang kurang teratur yang mengakibatkan kurang lengkapnya data santri.