Muhasabah secara sederhana dimaknai sebagai kesanggupan seorang muslim untuk mawas diri dan mengevaluasi atas segala ucapan, sikap, dan perilaku dalam ibadah kepada Allah dan muamalah dengan sesama makhluk. Muhasabah juga merupakan suatu aktivitas yang sangat urgen bagi setiap manusia untuk mendapatkan hari esok lebih baik daripada hari ini dan/atau untuk mempersiapkan masa depan yang terbaik di sisi Allah SWT. Pemilihan muhasabah dalam bimbingan konseling islam didasari atas pertimbangan bahwa muhasabah sangat cocok untuk meningkatkan identitas diri siswa madrasah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi muhasabah dalam bimbingan konseling Islam bagi pelaku verbal bullying di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Huda NU Pesanggrahan, dan hasil implementasi muhasabah dalam bimbingan konseling Islam bagi pelaku verbal bullying di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Huda NU Pesanggrahan. Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, 3 siswa pelaku verbal bullying, dan guru bk sebagai konselor. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Triangulasi teknik dan triangulasi waktu untuk memperoleh keabsahan data dan dianalisis dengan beberapa tahap yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini berupa, pertama implementasi muhasabah dalam bimbingan konseling islam bagi pelaku verbal bullying di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Huda NU Pesanggrahan dilakukan dengan beberapa langkah-langkah yang ada pada proses bimbingan konselng yaitu : identifikasi masalah, Langkah diagnosa, langka prognosis, langkah terapi/treatment yang dilakukan dengan 4 tahapan yaitu : 1) Tahap Pengenalan terapi, 2) Tahap Evaluasi diri dan Perencanaan perilaku, 3) Tahap Pengaplikasian rencana perilaku, 4) Tahap Pemeriksaan, dan langkah terakhir yakni langkah evaluasi atau follow up. Kedua mengetahui hasil implementasi muhasabah dalam bimbingan konseling islam bagi pelaku verbal bullying bisa dikatakan berhasil. Konseli sudah menunjukkan perilaku yang positif seperti sudah tidak melakukan verbal bullying terhadap teman-temannya, Perubahan tingkah laku yang lebih positif juga ditunjukan oleh konseli, contohnya seperti konseli sudah tidak membully teman-temannya lagi, lebih dapat mengontrol emosi, rajin ibadah, rajin berangkat sekolah, penurut, rajin dan konseli juga sadar bahwa perilaku suka membully itu adalah perilaku yang tidak baik dan harus ditinggalkan.