Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam tertua di Indonesia yang tumbuh dan berkembang di lingkup masyarakat pedesaan maupun perkotaan. Pondok Pesantren Assalafi Miftahul Huda Ngroto Gubug Grobogan merupakan pondok yang masih menggunakan metode pembelajaran tradisional atau salaf. Pondok Pesantren ini memiliki penerapan yang manajemen yang baik dalam pengelolaanya sehingga, memberikan minat perhatian. Sehinagga Dalam hal ini penulis meneliti tentang “Implementasi Fungsi Actuating dalam Pengelolaan Pondok Pesantren Assalafi Miftahul Huda Ngroto Gubug Grobogan”.
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitin ini adalah Bagaimana Implementasi Fungsi Actuating Dalam Pengelolaan Pondok Pesantren Assalafi Miftahul Huda Ngroto,. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis implementasi fungsi Actuating yang ada di Pondok Pesantren Assalafi Miftahul Huda ngroto Gubug Grobogan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif (Miles and Huberman). Menggunakan teknik pengumpulan yakni dengan cara observasi dan wawancara tentang penerapan atau implementasi fungsi Actuating dalam pengelolaan Pondok Pesantren Assalafi Miftahul Huda Ngroto Gubug Grobogan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan fungsi actuating pada manajemen Pondok Pesantren Assalafi Miftahul Huda Ngroto dilaksanakan dengan empat tahapan yakni Motivasi, bimbingan, koordinasi dan komunikasi. Penerapan fungsi Actuating dalam pengelolaan pesantren ini terlihat pada beberapa bagian menerapkan tentang bagaimana implementasi actuating secara teoritis pada kegiatan lapangan. Namun pada beberapa hal lain juga masih ditemukan hal-hal yang belum sesuai secara teoritis. Pengelolaan Pondok Pesantren Assalafi Miftahul Huda Ngroto diawasi langsung oleh pengasuh. Penerapan actuating dalam pengelolaan Pondok Pesantren Assalafi Miftahul Huda Ngroto ini, terbagi menjadi dua bagian secara umum, yakni secara langsung atau formal dan secara tidak langsung atau non formal. Selain itu implementasi actuating yang terjadi juga pada umumnya dilakukan secara hierarkis dari susuan struktuk paling atas sampai kebawah, walaupun hal tersebut terkadang juga dilakukan secara terbalik. Motivasi, bimbingan, dan koordinasi dalam pelaksanaan fungsi actuating berjalan secara baik dan mendukung dalam pengelolaan pondok pesantren. Komunikasi yang terjadi dalam kegiatan-kegiatan juga dikelola dengan memilah informasi.