Peningkatan prevalensi status gizi tidak normal pada dewasa menjadi masalah gizi di Indonesia dari tahun 2013 hingga 2018. Berdasarkan Riskesdas 2018, 20% pegawai mengalami overweight dan 33,7% pegawai mengalami obesitas. Status gizi tidak normal dapat membuat pegawai kurang optimal dalam bekerja. Faktor yang mempengaruhi status gizi antara lain asupan gizi, penyakit infeksi, pengetahuan gizi, pola kebiasan makan, dan durasi penggunaan gadget. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi, pola kebiasaan makan dan durasi penggunaan gadget dengan status gizi pada pegawai kelurahan se-Kecamatan Ngaliyan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini yaitu 51 pegawai kelurahan yang diambil menggunakan teknik cluster sampling. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner pengetahun gizi, qualitative FFQ, kuesioner durasi penggunaan gadget, timbangan badan, dan stadiometer. Hasil uji univariat menunjukkan 64,7% pegawai memiliki pengetahuan gizi cukup, 51% pegawai memiliki pola kebiasaan makan cukup, 60,8% pegawai memiliki durasi penggunaan gadget sedang, dan 56,9% pegawai memiliki status gizi normal. Hasil uji bivariat Rank spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi (p = 0,267), terdapat hubungan antara pola kebiasaan makan dengan status gizi (p = 0,001), dan tidak terdapat hubungan antara durasi penggunaan gadget dengan status gizi (p = 0,437). Kesimpulan penelitian ini tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi pegawai kelurahan se-Kecamatan Ngaliyan, terdapat hubungan antara pola kebiasaan makan dengan status gizi pegawai kelurahan se-Kecamatan Ngaliyan, dan tidak terdapat hubungan antara durasi penggunaan gadget dengan status gizi pegawai kelurahan se-Kecamatan Ngaliyan.