Muslimah pesisir dihadapkan pada realitas bahwa banyak perempuan yang pengalaman dan pengetahuannya rendah. Hal ini karena kesempatan mereka belajar di sekolah atau madrasah pada masa lalu mengalami hambatan,¬¬¬¬¬ sehingga akses pada pendidikan formal maupun non formal sangat minim. Pada masa dewasa Muslimah pesisir memenuhi kebutuhan pengetehuan agama di Majelis taklim, yasinan, jam’iyyah serta organisasi yang serupa. Lembaga pendidikan Islam yang bersifat nonformal menjadi ruang ekspresi belajar untuk mendukung keberagamaan mereka. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab tiga permasalahan penelitian. Pertama, bagaimana pelaksanaan andragogi (pembelajaran orang dewasa) pada muslimah pesisir di Morodemak. Kedua, bagaimana keberagamaan Muslimah pesisir di Morodemak. Ketiga, bagaimana keterkaitan antara andragogi dan keberagamaan muslimah pesisisir di Morodemak. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kualitatif. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dan pendekatan sosiologi. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, pengamatan, dan dokumentasi. Analisis data berupa deskripsi mendalam dan analisis gender sebagai kerangka kerja yang digunakan untuk pertimbangan dampak relasi laki-laki dan perempuan. Subjek penelitian ini adalah ibu-ibu muslimah pesisir dan kiai sebagai guru mengaji. Penelitian ini menunjukkan realitas andragogi (pembelajaran orang dewasa) diikuti oleh ibu-ibu pesisir Morodemak melalui majelis taklim, pengajian, jam’iyyah dan organisasi serupa. Keberagamaan muslimah pesisir di Morodemak tercermin dari ibadah (misalnya sholat berjama’ah) yang dilaksanakan dengan penuh antusias dan suka cita. Sikap dan perilaku Muslimah Morodemak juga sangat baik yakni ramah, suka menolong, dan menjaga kerukunan. Aktifitas belajar agama yang menyesuaikan waktu dan keadaan serta menggunakan sistem teacher center atau bandongan berkaitan erat dengan terbentuknya keberagamaan yang intrinsik yaitu menitikberatkan pada kualitas spiritual maupun sosial.

ABSTRACT:
Coastal Muslim women are faced with the reality that many women have low experience and knowledge. This is because the opportunity for them to study at school or madrasah in the past has been many problems, so determiner usage to formal and non-formal education is very minimal. Coastal Muslim women meet the needs of religious knowledge in Majelis taklim, yasinan, jam'iyyah, and similar organizations. Non-formal Islamic education institutions become spaces for learning expression to support their religiosity. This research to answer three research problems. First, what is an implementation of andragogy (adult learning) in coastal Muslim women in Morodemak. Second, how religious is the coastal Muslim women in Morodemak. Third, how connection between andragogy and religious Muslim pesisisir in Morodemak. This research is a qualitative field research. This research approach uses a phenomenological approach and a sociological approach. Methods of data collection using in-depth interviews, observation, and documentation. Data analysis in the form of in-depth descriptions and gender analysis as a framework used to consider the impact of relations between men and women. The subjects of this study were coastal Muslim women and kiai as religion teachers. This research shows the reality of andragogy (adult learning) followed by Morodemak coastal mothers in majelis taklim, pengajian, jam'iyyah and similar organizations. The religiosity of coastal Muslim women in Morodemak is reflected in their worship (for example, prayer in congregation) which is carried out with great enthusiasm and joy. The attitude and behavior of Morodemak Muslim women are also very good, friendly, helpful, and maintaining harmony. Religious learning activities that adjust to time and circumstances use method the teacher center or bandongan system are closely related to the formation of intrinsic religiosty, which is focuses on spiritual and social qualities.