Stunting adalah masalah kekurangan gizi jangka panjang yang menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak, yaitu tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Anak yang memiliki panjang atau tinggi badan -2 dari standar devisiasi (SD) dianggap stunting atau tubuh pendek. Peraturan Bupati Tuban Nomor 49 tahun 2022 menjelaskan tentang penurunan stunting yang mengalami peningkatan. Salah satu akibat dari kegagalan mencapai perilaku Kadzi adalah stunting. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan perilaku kadarzi ibu dengan jumlah balita stunting yang ditemukan di Desa Kebomlati.
Penelitian kuantitatif observasional ini menggunakan rancangan cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 154 ibu yang memiliki balita stunting di wilayah Kebomlati, dan 50 dari mereka diambil sebagai sampel probabilitas menggunakan kelompok sampel acak. Kuesioner kadarzi dan wawancara langsung digunakan untuk melakukan penelitian. Uji analisis bivariat yang digunakan pada penelitian ini yaitu Chi Square dengan α=0,05 menggunakan aplikasi SPSS.
Berdasarkan hasil penjabaran uji chi-square terdapat keterkaitan yang signifikan antara tingkat pendidikan dan perilaku ibu dengan kejadian balita pendek (p = 0,000). Kesimpulannya terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu dan perilaku kadarzi ibu pada balita stunting di Desa Kebomlati.