Jumlah pengangguran yang terus meningkat di Indonesia menyebabkan peningkatan kasus Pengemis, Gelandangan dan Orang Terlantar. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dan kurangnya keterampilan menjadikan aktivitas mengemis dan menggelandang sebagai sebuah pekerjaan. Pemerintah perlu melakukan intervensi masalah ini melalui reintegrasi sosial dengan pemberian bimbingan vokasional. Tujuannya adalah mendorong motivasi bekerja serta pengembangan keterampilan untuk mempersiapkan mereka bekerja pasca rehabilitasi nantinya. Fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan bimbingan vokasional untuk menumbuhkan motivasi bekerja bagi PGOT di Panti Pelayanan Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan pelaksanaan bimbingan vokasional untuk menumbuhkan motivasi bekerja bagi PGOT di Panti Pelayanan Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang. Sumber data meliputi wawancara dengan sub koordinator bimbingan, pekerja sosial, dan 8 penerima manfaat sebagai data primer, serta data sekunder dari laporan, foto, profil panti, dan literatur lainnya. Teknik pengumpulan data mencakup observasi non partisipan, wawancara, dan dokumentasi. Uji validitas data dilakukan melalui triangulasi sumber, teknik, dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan vokasional bagi PGOT di Panti Pelayanan Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang terdiri dari tahap awal mencakup pendekatan awal dan assesment, tahap inti yaitu proses pelaksanaan bimbingan vokasional dan tahap akhir mencakup resosialisasi serta pasca pelayanan. Materi bimbingan vokasional mencakup keterampilan seperti menjahit, tata boga, pertukangan kayu, peternakan, dan pembuatan telur asin. Pembimbing menggunakan metode individual dan kelompok, dengan media papan bimbingan untuk memudahkan pemahaman. Setelah mendapatkan bimbingan vokasional di Panti Pelayanan Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang, Penerima Manfaat mengalami perubahan positif bahwa bimbingan vokasional dapat menumbuhkan motivasi bekerja mereka dalam hal mulai mengembangkan potensi yang ditekuni, menunjukkan sikap optimisme dalam berkarir, dan menampilkan sikap menyatu dan memiliki dalam pekerjaan.