Proses penyesuaian diri pada anak tuna grahita dapat dipengaruhi stigma negatif yang menjadi suatu permasalahan. Aspek ini yang perlu diperhatikan pada setiap individu karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap penyesuaian diri pada anak yang akan mengakibatkan anak cenderung merasa malu, takut, dan cemas. Oleh karena itu, layanan konseling menjadi salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Harapannya dengan adanya layanan tersebut anak tuna grahita dapat berkonsultasi dan akan memperoleh penanganan khusus. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan model pembahasan deskriptif dan pendekatan studi kasus, teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data meliputi triagulasi sumber, triangulasi teknik, triangulasi waktu. Tenik analisis data meliputi reduksi data (data reduction) penyajian data (data display), penarikan data kesimpulan/verifikasi (verification). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan layanan konseling individual dalam meningkatkan penyesuaian diri pada anak tuna grahita. Hasil dari penelitian ini adalah 1) kondisi penyesuaian diri pada anak tuna grahita berupa keterampilan sosial dengan menggunakan metode wawancara dan psikotes, dimana cara tersebut membantu dalam menentukan kemampuan yang tunagrahita tersebut miliki serta kemampuan berkerjasama. 2) Layanan konseling individual dalam meningkatkan penyesuaian diri pada anak tunagrahita mengalami peningkatan dibuktikan dengan kondisi yang mereka miliki sebelum dan sesudah, yang dahulu cemas, penakut, pemalu dan tidak memiliki penyesuaian diri sekarang mereka mengalami penyesuaian diri yang baik ditandai dengan perubahan hidupnya dan pola pikirnya, yang menjadikan potensi mereka berkembang.