Kaum Punk seringkali identik dengan hal-hal berbau negatif, urakan, melanggar norma masyarakat hingga norma agama, tapi tidak semua kaum Punk identik dengan hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola pendidikan agama yang ada dalam komunitas Punk Taring Babi Jakarta. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Triangulasi sumber, metode, dan waktu digunakan untuk menguji validitas data. Teknik analisis data menggunakan metode analisis Miles & Huberman, yakni: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pendidikan agama Islam yang berlangsung dalam Komunitas Punk Taring Babi Jakarta melalui empat kegiatan, yaitu Silaturasa, Punkajian, Diskusi Keagamaan dan Belajar agama melalui lagu. Metode pendidikan agama yang digunakan meliputi metode ceramah, diskusi, pembelajaran berbasis masalah, pembinaan karakter, dan refleksi serta kontemplasi. (2) Kaum Punk dalam komunitas Taring Babi memaknai agama sebagai ilmu, pengingat, petunjuk, dan jalan menuju Allah SWT. (3) Pendidikan agama Islam dalam Komunitas Taring Babi Jakarta berimplikasi pada wawasan keagamaan, sikap keberagamaan, kepedulian sosial, dan optimisme dalam menjalani hidup.

ABSTRACT:
Punks are often synonymous with things that smell negative, sloppy, violate societal norms to religious norms, but not all Punks are synonymous with that. This study aims to analyze the pattern of religious education in the Taring Babi Jakarta Punk community. This qualitative research uses a phenomenological approach. Methods of data collection using interviews, observation, and documentation. Triangulation of sources, methods and time is used to test the validity of the data. The data analysis technique uses the Miles & Huberman analysis method, namely: data reduction, data presentation, conclusion/verification. The results showed: (1) Islamic religious education which took place in the Taring Babi Jakarta Punk Community through four activities, namely Silaturasa, Punkajian, Religious Discussion and Religious Learning through songs. The religious education methods used include lectures, discussions, problem-based learning, character building, and reflection and contemplation. (2) Punks in the Taring Pig community interpret religion as knowledge, reminder, guidance, and a way to Allah SWT. (3) Islamic religious education in the Jakarta Pig Taring Community has implications for religious insight, religious attitudes, social care, and optimism in life.