Pada era yang modern dan serba praktis ini, jam bencet atau jam istiwa’ hampir jarang kita temui keberadaannya. Keberadaannya sudah tergantikan oleh jam digital. Walaupun jarang dijumpai, hal ini masih terdapat di berbagai kalangan masjid, yang diantaranya Masjid Al-Muttaqin di Desa Tanjunganyar Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. Jam bencet di masjid ini masih digunakan dalam menentukan waktu dzuhur, karena dianggap lebih akurat, karena berpatokan langsung dengan Matahari. Bahkan di sana sering disebut dengan “jam akhirat”.
Dari hal itu, penulis melakukan penelitian mengenai: (1) Bagaimana penggunaan jam bencet dalam penentuan waktu istiwa’ khususnya awal waktu salat dzuhur di Masjid Al-Muttaqin Desa Tanjunganyar Gajah Demak?, dan (2) Bagaimana tingkat akurasi jam bencet dalam penentuan waktu istiwa’ di Masjid Al-Muttaqin Desa Tanjunganyar Gajah Demak?
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode penelitian lapangan (field research), dengan menggunakan data primer berupa hasil observasi bencet, dan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat yang mengerti tentang penggunaan jam bencet dan juga data sekunder yang berupa buku-buku yang berkaitan tentang jam bencet dan waktu salat, serta artikel maupun jurnal yang dapat menunjang penelitian. Setelah data-data tersebut terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jam bencet di Masjid Al-Muttaqin digunakan untuk menentukan waktu istiwa’ khususnya waktu salat dzuhur adalah akurat karena dilihat dari segi fisik bencet tersebut memenuhi kriteria dan masih sangat terawat, serta jam bencet ini telah dikomparasikan dengan menggunakan hisab yang diambil dari kitab Syawariq Al-Anwar karya K.H. Noor Ahmad S.S Jepara hanya mempunyai selisih 0˚ 00‟ 33.57” dan hisab kontemporer mempunyai selisih 0⁰ 00’ 38,47”.