Menghadap kiblat merupakan salah satu syarat sahnya shalat. Tidak hanya ṣalat yang harus diperhatikan arah kiblatnya, tetapi juga dalam persoalan penguburan jenazah. Walaupun ada perbedaan pendapat di mana ada Ulama’ yang mewajibkan, juga ada yang menghukumi sunnah.
Arah kiblat Komplek Makam Kanjeng Sunan Kalijaga dari awal berdiri sampai sekarang belum pernah dilakukan pengukuran ulang. Sehingga masyarakat menguburkan jenazah langsung saja mengikuti arah kiblat makam yang sudah ada sebelumnya. Hal ini mengakibatkan posisi makam satu dengan makam yang lain mempunyai perbedaan arah kuburan nya. Penelitian ini membahas bagaimana metode dan tingkat akurasi pengukuran arah kiblat Komplek Makam Kanjeng Sunan Kalijaga dan bagaimana pengukuran kalibrasi arah kiblat Komplek Makam Kanjeng Sunan Kalijaga.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah Field Research. Sumber data primernya adalah data yang diperoleh dari lapangan langsung yaitu di Komplek Makam Kanjeng Sunan Kalijaga, kemudian melakukan wawancara, setelah itu baru melakukan praktek pengukuran arah kiblat. Data sekunder berupa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan arah kiblat. Penelitian ini menggunakan pendekatan historis dan astronomis yaitu dengan mendeskripsikan bagaimana cara dan metode yang dipakai dalam pengukuran arah kiblat Komplek Makam Kanjeng Sunan Kalijaga, dan menguji kalibrasi arah kiblat secara astronomis. Data-data yang ada kemudian dianalisis dengan metode analisis deskriptif yaitu menganalisis, meringkas kejadian yang diperoleh langsung di lapangan.
Hasil penelitian kalibrasi arah kiblat yang menggunakan metode pengukuran Raṣdul Qiblah menunjukkan adanya ketidakakuratan arah kiblat makam sekarang. Arah kiblat masjid yang menjadi patokan arah kiblat makam juga masih belum tepat. Kemelencengan arah kiblat makam sekarang 10°-20°. Sedangkan kemelencengan arah kiblat masjid adalah 3°-8°.